Antarajawabarat.com,21/10 - Penyaluran dan pengalokasian bea siswa bagi mahasiswa masih kerap terkendala tahapan pencairan yang tidak berbarengan dengan awal tahun ajaran baru.

"Tata kelola beasiwa masih terkendala oleh awal tahun ajaran baru yang tidak sama dengan tahun anggaran, sehingga cukup merepotkan dalam pengadministrasian di kampus," kata Kepala Lembaga Kemahasiswaan ITB Brian Yuliarto dalam acara penyerahan beasiswa Bakti BCA di Bandung, Selasa.

Menurut Brian, ITB sebagai kampus yang mengelola sendiri dana beasiswanya itu masih tetap kesulitan untuk bisa mensinkronkan andalan tahun ajaran baru dengan datangnya anggaran beasiswa.

Ia menyebutkan, dengan statu perguruan tinggi sebgaai Badan Layanan Umum (BLU) maka prosedur pertanggung jawaban keuangan harus dilakukan intensif dalam tahun anggaran.

"Bantuan beasiswa dari pihak ketiga atau swasta sekalipun harus dipertanggungjawabkan sebagai pendapatan negara non pajak, meski disampaikan kepada siswa yang bersangkutan secara langsung melalui rekening mahasiswa yang bersangkutan," kata Brian.

Ia menyebutkan, terkadang datangnya beasiswa di tengah tahun ajaran membuat pihaknya harus melakukan upaya penyesuaian agar sesuai dengan prosedur dan regulasi yang ada.

"Terkadang beasiswa itu diperoleh oleh mahasiswa untung-untungan, bisa saja pas daftar saat itu ia mendapat bea siswa dengan benefit lebih besar sesuai yang diperlukan, atau bisa saja kebagian dengan benefit yang tidak terlalu besar," kata Brian.

Brian menyebutkan, ITB menerima mahasiswa baru sekitar 3.500 orang per tahunnya, dan 40 persen diantaranya mengakses bea siswa.

"Bea siswa itu tertinggi dengan bintang lima yang menanggung biaya sekolah hingga biaya kost, ada juga yang biaya kuliah saja atau ada juga yang setar ikatan dinas," katanya.

Hal senada diungkapkan oleh Wahyu Alamsyah, Sekretaris Pengembangan Mahasiswa dan Alumni Unpad yang menyebutkan masih menjadi kendala dalam pengalokasian beasiswa akibat adanya tahun perbedaan tahun anggaran dengan tahun ajaran.

"Unpad memiliki 37 ribu mahasiswa, sekitar 8.000-an merupakan penerima beasiswa. Jelas kami kesulitan melakukan alokasi terlebih adanya perbedaan unik tahun ajaran kita ini. Meski saya akiu donatur dan sumber beasiswa cukup banyak," kata Wahyu.

Belum lagi pengawasan pasca penyerahan beasiswa itu, dimana mahasiswa dituntut untuk berprestasi dan menyelesaikan pendidikan sesuai target.

"Beasiswa itu merupakan apresiasi dari prestasi, bisa diakes oleh siapa saja. Namun dengan jumlah yang banyak pengawasanya jelas jadi kendala, karena itu harus dipertanggung jawabkan oleh prestasi dari mahasiswa terkait," katanya.

Sementara itu Kepala Kanwil I Bank BCA Jawa Barat Gunawan Budi menyebutkan, pihaknya pada tahun 2014 ini meyerahkan beasiswa sebesar Rp41 miliar bagi mahasiswa di 16 perguruan tinggi negeri dalam program Bakti BCA.

"Tahun 2014 ini ada 16 perguruan tinggi yang menjadi target penyerahan beasiswa Bakti BCA, totalnya senilai Rp4,1 miliar. Sedangkan tahun 2013 senilai Rp4 miliar,"kata Gunawan Budi menambahkan.***3***

Syarif A

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014