Antarajawabarat.com, 12/10 - Barang pecah belah, jangkar timbal dan tombak perunggu ditemukan dalam ekspedisi ke kapal karam berusia 2.000 tahun bernama Antikythera, yang disebut "Titanic dari Zaman Kuno", di Yunani.
Kapal berisi harta karun itu pertama kali ditemukan lebih dari satu abad lalu. Para penggali bawah laut yang kembali mengunjungi kapal yang telah hancur itu mengatakan kapal tersebut menutupi lebih banyak area dibandingkan perkiraan sebelumnya.
"Bukti menunjukkan bahwa ini adalah kapal karam terbesar yang pernah ditemukan," kata Brendan Foley, ahli arkeologi laut dari Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) di Massachusetts, Amerika Serikat.
"Ini Titanik dari zaman kuno," katanya dalam pernyataan yang dikutip laman LiveScience.
Dalam beberapa pekan terakhir Foley dan koleganya menggunakan peralatan berteknologi tinggi--mereka bahkan menguji Exosuit semirobotik untuk menyelam--guna menjelajahi Antikythera.
Kapal yang penuh dengan barang-barang mewah itu diduga tenggelam antara tahun 70 SM dan 60 SM dalam perjalanan dari Asia Minor ke Roma.
Nelayan karang menemukan kapal itu tahun 1900 di lepas pantai Antikythera, satu pulau kecil bertebing di Yunani yang berada di jalur pelayaran kapal kuno.
Barang-barang yang diselamatkan pada penyelam awal sangat sensasional: patung kuda dan pahlawan berbahan perunggu dan marmer, perhiasan, furnitur, barang pecah belah dan mekanisme Antikythera, sebuah penghitung astronomis kompleks.
Tapi ketika itu eksplorasi situs pada kedalaman sekitar 55 meter di bawah permukaan laut terbukti berbahaya. Satu penyelam meninggal dunia dan dua lumpuh menurut WHOI.
Jacques Cousteau kembali menggunjungi kapal Antikythera beberapa puluh tahun kemudian dan menarik lebih banyak objek yang menggiurkan.
Untuk mencari tahu barang apa lagi yang mungkin terkubur di dasar laut, Foley dan mitranya di Kementerian Budaya Yunani meluncurkan misi yang disebut "Kembali ke Antikythera."
Musim penggalian pertama mereka dalam misi itu berlangsung 15 September sampai 7 Oktober.
Peta tiga dimensi beresolusi tinggi situs itu yang dibuat menggunakan kendaraan bawah laut otonom dilengkapi kamera menunjukkan bahwa reruntuhan kapal tersebar dalam rentang 984 kaki atau sekitar 300 meter di dasar laut.
WHOI menduga panjang kapal itu 164 kaki atau 50 meter.
Para penyelam kemudian menggunakan teknologi selam yang memungkinkan mereka berada di situs sampai tiga jam dalam sekali waktu dan menggali sejumlah artefak.
Mereka kembali menemukan banyak jangkar perunggu dan cincin tali temali kapal dengan sedikit sisa kayu--barang-barang yang menurut para ilmuwan menjadi petunjuk bahwa banyak bagian kapal yang bertahan di bawah pasir.
Satu kendi utuh, potongan hiasan kaki tempat tidur dan 6,5 kaki atau dua meter tombak perunggu juga terkubur di bawah sedimen.
Tombak itu tampaknya merupakan bagian dari patung prajurit atau dewa-dewi Athena- atau mungkin bagian dari patung prajurit dan kereta yang lebih besar, kata Foley.
Para penyelam menemukan empat patung marmer raksasa di reruntuhan kapal itu seabad lalu. Tim berencana kembali tahun depan untuk penggalian lebih lanjut karena masih banyak rahasia yang harus diungkap dari situs itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014
Kapal berisi harta karun itu pertama kali ditemukan lebih dari satu abad lalu. Para penggali bawah laut yang kembali mengunjungi kapal yang telah hancur itu mengatakan kapal tersebut menutupi lebih banyak area dibandingkan perkiraan sebelumnya.
"Bukti menunjukkan bahwa ini adalah kapal karam terbesar yang pernah ditemukan," kata Brendan Foley, ahli arkeologi laut dari Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) di Massachusetts, Amerika Serikat.
"Ini Titanik dari zaman kuno," katanya dalam pernyataan yang dikutip laman LiveScience.
Dalam beberapa pekan terakhir Foley dan koleganya menggunakan peralatan berteknologi tinggi--mereka bahkan menguji Exosuit semirobotik untuk menyelam--guna menjelajahi Antikythera.
Kapal yang penuh dengan barang-barang mewah itu diduga tenggelam antara tahun 70 SM dan 60 SM dalam perjalanan dari Asia Minor ke Roma.
Nelayan karang menemukan kapal itu tahun 1900 di lepas pantai Antikythera, satu pulau kecil bertebing di Yunani yang berada di jalur pelayaran kapal kuno.
Barang-barang yang diselamatkan pada penyelam awal sangat sensasional: patung kuda dan pahlawan berbahan perunggu dan marmer, perhiasan, furnitur, barang pecah belah dan mekanisme Antikythera, sebuah penghitung astronomis kompleks.
Tapi ketika itu eksplorasi situs pada kedalaman sekitar 55 meter di bawah permukaan laut terbukti berbahaya. Satu penyelam meninggal dunia dan dua lumpuh menurut WHOI.
Jacques Cousteau kembali menggunjungi kapal Antikythera beberapa puluh tahun kemudian dan menarik lebih banyak objek yang menggiurkan.
Untuk mencari tahu barang apa lagi yang mungkin terkubur di dasar laut, Foley dan mitranya di Kementerian Budaya Yunani meluncurkan misi yang disebut "Kembali ke Antikythera."
Musim penggalian pertama mereka dalam misi itu berlangsung 15 September sampai 7 Oktober.
Peta tiga dimensi beresolusi tinggi situs itu yang dibuat menggunakan kendaraan bawah laut otonom dilengkapi kamera menunjukkan bahwa reruntuhan kapal tersebar dalam rentang 984 kaki atau sekitar 300 meter di dasar laut.
WHOI menduga panjang kapal itu 164 kaki atau 50 meter.
Para penyelam kemudian menggunakan teknologi selam yang memungkinkan mereka berada di situs sampai tiga jam dalam sekali waktu dan menggali sejumlah artefak.
Mereka kembali menemukan banyak jangkar perunggu dan cincin tali temali kapal dengan sedikit sisa kayu--barang-barang yang menurut para ilmuwan menjadi petunjuk bahwa banyak bagian kapal yang bertahan di bawah pasir.
Satu kendi utuh, potongan hiasan kaki tempat tidur dan 6,5 kaki atau dua meter tombak perunggu juga terkubur di bawah sedimen.
Tombak itu tampaknya merupakan bagian dari patung prajurit atau dewa-dewi Athena- atau mungkin bagian dari patung prajurit dan kereta yang lebih besar, kata Foley.
Para penyelam menemukan empat patung marmer raksasa di reruntuhan kapal itu seabad lalu. Tim berencana kembali tahun depan untuk penggalian lebih lanjut karena masih banyak rahasia yang harus diungkap dari situs itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014