Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup menguat di tengah pelemahan bursa saham kawasan Asia.
IHSG ditutup menguat 27,60 poin atau 0,38 persen ke posisi 7.377,75. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 5,16 poin atau 0,52 persen ke posisi 1.001,90.
“Pekan ini, investor akan memantau rilis data Inflasi dari sejumlah negara di dunia, terutama Amerika Serikat (AS)," sebut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta.
Data Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index dari AS, sebagai indikator favorit The Fed untuk mengukur inflasi di AS dijadwalkan akan dirilis pada Jumat (29/03), dan diperkirakan akan memperlihatkan laju kenaikan harga-harga yang masih cukup tinggi pada Februari 2024.
PCE Price Index diprediksi akan tumbuh 0,4 persen month to month (mtm) pada Februari 2024, atau lebih cepat dari laju kenaikan 0,3 persen (mtm) pada bulan sebelumnya.
Sebaliknya, Core PCE Price Index diprediksi akan naik 0,3 persen (mtm) pada Februari 2024, atau melambat dari 0,4 persen (mtm) pada bulan sebelumnya.
Di sisi lain, prospek tercapainya gencatan senjata di jalur Gaza, berpotensi membuat pasokan minyak mentah dapat bergerak lebih leluasa secara global, sehingga memberi tekanan atas harga sementara perang di Eropa dan penyusutan jumlah rig pemboran migas di AS menahan kejatuhan harga.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG bergerak ke zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, empat sektor meningkat yaitu dipimpin sektor keuangan yang naik sebesar 1,05 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG ditutup menguat di tengah pelemahan bursa kawasan Asia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
IHSG ditutup menguat 27,60 poin atau 0,38 persen ke posisi 7.377,75. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 5,16 poin atau 0,52 persen ke posisi 1.001,90.
“Pekan ini, investor akan memantau rilis data Inflasi dari sejumlah negara di dunia, terutama Amerika Serikat (AS)," sebut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta.
Data Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index dari AS, sebagai indikator favorit The Fed untuk mengukur inflasi di AS dijadwalkan akan dirilis pada Jumat (29/03), dan diperkirakan akan memperlihatkan laju kenaikan harga-harga yang masih cukup tinggi pada Februari 2024.
PCE Price Index diprediksi akan tumbuh 0,4 persen month to month (mtm) pada Februari 2024, atau lebih cepat dari laju kenaikan 0,3 persen (mtm) pada bulan sebelumnya.
Sebaliknya, Core PCE Price Index diprediksi akan naik 0,3 persen (mtm) pada Februari 2024, atau melambat dari 0,4 persen (mtm) pada bulan sebelumnya.
Di sisi lain, prospek tercapainya gencatan senjata di jalur Gaza, berpotensi membuat pasokan minyak mentah dapat bergerak lebih leluasa secara global, sehingga memberi tekanan atas harga sementara perang di Eropa dan penyusutan jumlah rig pemboran migas di AS menahan kejatuhan harga.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG bergerak ke zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, empat sektor meningkat yaitu dipimpin sektor keuangan yang naik sebesar 1,05 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG ditutup menguat di tengah pelemahan bursa kawasan Asia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024