Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, berkolaborasi dengan Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Padi, menanam padi Nutrizinc di Kelurahan Pasirjaya sebagai upaya percepatan pengentasan stunting.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim di Kota Bogor, Ahad, mengatakan kolaborasi ini merupakan terobosan baru dalam rangka percepatan pengentasan stunting.
“Kita coba turunkan dalam skala kota dengan membangun sebuah area untuk padi Nutrizinc, yang nanti menjadi pemicu masyarakat Kota Bogor bisa mengkonsumsi padi ini. Sebagai salah satu upaya besar kita untuk pencegahan stunting ke depan,” kata Dedie.
Menurutnya, kolaborasi ini menggabungkan antara pendekatan teknologi, sosial, budaya, hingga inovasi. Padi Nutrizinc ini merupakan hasil pemulia Dr Wage Ratna Rohaeni dari IPB University.
“Mudah-mudahan ini menjadi jalan bagi Kota Bogor untuk lebih lagi mempercepat pengendalian stunting dan pengentasan stunting di Kota Bogor,” ucapnya.
Kepala BSIP Padi Muhammad Tharmizi mengapresiasi langkah kolaborasi program Pemkot Bogor dalam rangka mengentaskan stunting.
“Karena berbicara pengentasan stunting tidak bisa hanya di motorik atau dilaksanakan sendiri oleh pemkot, tapi kita harus bersatu karena masalah anak bangsa kita yang kekurangab asupan gizi,” kata Tharmizi.
Bahkan, menurutnya, program ini bisa menjadi role model tidak hanya di Kota Bogor, namun juga di seluruh Indonesia untuk mencegah stunting pada anak-anak.
Lurah Pasirjaya Giri Maya Yudistira menjelaskan luas lahan yang ditanam padi Nutrizinc 2.000 meter persegi. Dalam tiga bulan ke depan, diperkirakan 1,2 ton gabah bisa dipanen dan bisa menjadi 700 kilogram beras.
Di Kelurahan Pasirjaya sendiri, kata dia, ada 41 anak stunting yang menjadi sasaran. Lalu di Kecamatan Bogor Barat ada 520 anak.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024