Dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari Kelompok Staf Medis Kebidanan dan Penyakit Kandungan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo Jakarta I Putu Gede Kayika menyampaikan, beban mental dan emosional pada ibu yang baru melahirkan dapat menyebabkan gangguan mental seperti baby blues dan depresi pasca-persalinan.

"Seorang ibu yang baru mengalami perubahan proses itu, secara mental atau psikisnya mengalami beban yang bisa mengganggu orang di lingkungan, termasuk anaknya," katanya dalam acara kesehatan daring pada Senin.

"Kondisi seperti itu ada banyak, seperti baby blues, kalau kita lihat itu masih tergolong ringan. Ada yang lebih berat lagi, itu depresi postpartum," ia menambahkan.

Ia menyampaikan bahwa banyak perempuan yang menghadapi tantangan besar dalam mengelola perubahan fisik, psikis, dan emosional signifikan setelah melahirkan. 

Menurut dia, kondisi yang demikian bisa menimbulkan gangguan mental pasca-melahirkan yang gejalanya bisa berupa munculnya perasaan sedih, kecemasan, kebingungan, serta kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari.

Putu mengatakan, ibu yang baru melahirkan juga bisa mengalami penurunan nafsu makan yang menyebabkan berat badan turun, kesulitan berkonsentrasi dan mengambil keputusan, serta merasa tertekan sepanjang hari.

Selain itu, ia melanjutkan, perempuan yang baru melahirkan dapat merasakan kelelahan yang berlebihan, kesulitan tidur, perubahan suasana hati tiba-tiba, serta kewalahan menjalankan tugas-tugas baru setelah kelahiran bayinya.

Perubahan-perubahan yang dialami oleh ibu yang baru melahirkan, menurut dia, bisa membuat mereka merasa terlalu lelah untuk melakukan kegiatan yang sebelumnya mereka nikmati seperti menonton dan beraktivitas di media sosial.





Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kenali gejala gangguan mental pada ibu seusai melahirkan

Pewarta: Putri Hanifa

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024