Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat sore ditutup melemah di tengah penguatan bursa saham kawasan Asia.
IHSG ditutup melemah 4,20 poin atau 0,06 persen ke posisi 7.311,91. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,03 poin atau 0,21 persen ke posisi 987,89.
“Bursa regional Asia menguat seiring dengan sikap pelaku pasar yang merespon laporan ekonomi Amerika Serikat (AS), di mana Personal Consumption Expenditure (PCE) Index meningkat 0,3 persen month to month (mtm) pada Januari 2024, sejalan dengan ekspektasi pasar sebesar 0,3 persen,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya.
Data PCE Index tersebut membuat pelaku pasar semakin berspekulasi bahwa bank sentral AS The Fed akan menurunkan suku bunga acuannya pada Juni 2024.
Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostik menyebut bahwa The Fed berpotensi menurunkan suku bunga acuannya pada musim panas ini, sedangkan Presiden Fed New York John Williams memperkirakan bank sentral akan memangkas suku bunga acuannya pada akhir tahun di tengah menurunnya inflasi dan perekonomian yang sehat.
Selain itu, pasar juga mencermati data PMI manufaktur China yang masih menunjukkan kontraksi di level 49,1 poin.
Pasar melihat belum ada pemulihan yang berarti pada sektor manufaktur China, padahal negara ini merupakan penggerak perekonomian negara-negara partner dagang mereka.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada Februari 2024 sebesar 0,37 persen (mtm), atau lebih tinggi dibandingkan sebelumnya yang hanya 0,04 persen.
Secara tahunan, inflasi pada Februari 2024 tercatat sebesar 2,75 persen year on year (yoy), atau masih berada dalam kisaran target pemerintah yang sebesar 1,5 sampai 3,5 persen.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG bergerak ke zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
IHSG ditutup melemah 4,20 poin atau 0,06 persen ke posisi 7.311,91. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,03 poin atau 0,21 persen ke posisi 987,89.
“Bursa regional Asia menguat seiring dengan sikap pelaku pasar yang merespon laporan ekonomi Amerika Serikat (AS), di mana Personal Consumption Expenditure (PCE) Index meningkat 0,3 persen month to month (mtm) pada Januari 2024, sejalan dengan ekspektasi pasar sebesar 0,3 persen,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya.
Data PCE Index tersebut membuat pelaku pasar semakin berspekulasi bahwa bank sentral AS The Fed akan menurunkan suku bunga acuannya pada Juni 2024.
Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostik menyebut bahwa The Fed berpotensi menurunkan suku bunga acuannya pada musim panas ini, sedangkan Presiden Fed New York John Williams memperkirakan bank sentral akan memangkas suku bunga acuannya pada akhir tahun di tengah menurunnya inflasi dan perekonomian yang sehat.
Selain itu, pasar juga mencermati data PMI manufaktur China yang masih menunjukkan kontraksi di level 49,1 poin.
Pasar melihat belum ada pemulihan yang berarti pada sektor manufaktur China, padahal negara ini merupakan penggerak perekonomian negara-negara partner dagang mereka.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada Februari 2024 sebesar 0,37 persen (mtm), atau lebih tinggi dibandingkan sebelumnya yang hanya 0,04 persen.
Secara tahunan, inflasi pada Februari 2024 tercatat sebesar 2,75 persen year on year (yoy), atau masih berada dalam kisaran target pemerintah yang sebesar 1,5 sampai 3,5 persen.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG bergerak ke zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG ditutup melemah di tengah penguatan bursa kawasan Asia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024