Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, menargetkan harga beras medium di pasaran bisa kembali normal di angka Rp13.000 per kilogram sebelum Ramadhan dengan melakukan operasi pasar murah dan mencegah penimbunan, sehingga bisa menurunkan harga di pasaran.
"Idealnya di Rp13 ribu untuk yang medium. Upayanya, pertama terus melakukan pengawasan agar tidak terjadi penimbunan, kemudian melakukan operasi pasar murah secara berkelanjutan dalam beberapa waktu ke depan," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kabupaten Garut, Ridwan Effendi saat dihubungi melalui telepon seluler di Garut, Kamis.
Ia menuturkan harga beras medium di pasaran saat ini sejak sepekan lalu masih bertahan di angka Rp15.600 per kilogram, dan beras premium Rp16.800 per kilogram berdasarkan hasil pantauan di pasaran.
Pemkab Garut, kata dia, bersama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) sudah melakukan operasi pasar murah dengan menyiapkan 4 ton beras dengan harga jual kepada masyarakat Rp54.000 per 5 kilogram atau satu karung.
"Harapannya bisa turun dengan adanya operasi pasar murah," katanya.
Ia menyampaikan operasi pasar murah untuk komoditas beras selanjutnya akan digelar di sejumlah daerah, terutama di daerah dengan angka kemiskinannya tinggi di wilayah Garut bagian selatan maupun utara.
Ia berharap Bulog bisa menyiapkan sebanyak 10 ton beras dalam setiap operasi pasar murah agar bisa menjangkau lebih luas dan banyak masyarakat penerima manfaat bisa mendapatkan beras medium dengan harga murah.
"Keinginan 10 ton dalam satu operasi, paling tidak masyarakat penerima manfaat bisa mendapatkan pasokan itu," katanya.
Selain menggelar operasi pasar murah, kata dia, upaya lainnya untuk menekan harga beras di pasaran yakni dengan cara memastikan tidak ada penimbunan beras saat masyarakat membutuhkan beras menjelang Ramadhan.
Ia juga berharap musim panen padi yang diperkirakan mulai akhir Maret 2024 bisa membantu menekan harga komoditas beras di pasaran saat Ramadhan, namun sebelum musim panen itu pihaknya akan intensifkan operasi pasar murah.
"Mudah-mudahan kurun waktu dua minggu ke depan harapannya sebelum puasa itu sudah ada penurunan yang cukup signifikan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Idealnya di Rp13 ribu untuk yang medium. Upayanya, pertama terus melakukan pengawasan agar tidak terjadi penimbunan, kemudian melakukan operasi pasar murah secara berkelanjutan dalam beberapa waktu ke depan," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Energi Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kabupaten Garut, Ridwan Effendi saat dihubungi melalui telepon seluler di Garut, Kamis.
Ia menuturkan harga beras medium di pasaran saat ini sejak sepekan lalu masih bertahan di angka Rp15.600 per kilogram, dan beras premium Rp16.800 per kilogram berdasarkan hasil pantauan di pasaran.
Pemkab Garut, kata dia, bersama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) sudah melakukan operasi pasar murah dengan menyiapkan 4 ton beras dengan harga jual kepada masyarakat Rp54.000 per 5 kilogram atau satu karung.
"Harapannya bisa turun dengan adanya operasi pasar murah," katanya.
Ia menyampaikan operasi pasar murah untuk komoditas beras selanjutnya akan digelar di sejumlah daerah, terutama di daerah dengan angka kemiskinannya tinggi di wilayah Garut bagian selatan maupun utara.
Ia berharap Bulog bisa menyiapkan sebanyak 10 ton beras dalam setiap operasi pasar murah agar bisa menjangkau lebih luas dan banyak masyarakat penerima manfaat bisa mendapatkan beras medium dengan harga murah.
"Keinginan 10 ton dalam satu operasi, paling tidak masyarakat penerima manfaat bisa mendapatkan pasokan itu," katanya.
Selain menggelar operasi pasar murah, kata dia, upaya lainnya untuk menekan harga beras di pasaran yakni dengan cara memastikan tidak ada penimbunan beras saat masyarakat membutuhkan beras menjelang Ramadhan.
Ia juga berharap musim panen padi yang diperkirakan mulai akhir Maret 2024 bisa membantu menekan harga komoditas beras di pasaran saat Ramadhan, namun sebelum musim panen itu pihaknya akan intensifkan operasi pasar murah.
"Mudah-mudahan kurun waktu dua minggu ke depan harapannya sebelum puasa itu sudah ada penurunan yang cukup signifikan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024