Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, melakukan penetrasi pasar menyasar puluhan pedagang guna mengendalikan kenaikan harga bahan pokok menjelang Bulan Ramadhan tahun ini.

"Selain terus melakukan operasi pasar murah kepada masyarakat di setiap kecamatan, kami juga masuk pasar-pasar, ke pedagang," kata Kabid Pengendalian Barang Pokok dan Penting pada Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi Helmi Yenti di Cikarang, Senin.

Dia mengatakan penetrasi pasar dilakukan sebagai respon atas gejolak kenaikan harga bahan pokok yang telah melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) dengan tahap awal intervensi bahan komoditas beras.

Pihaknya melakukan proses verifikasi pedagang di 10 pasar tradisional daerah itu sebagai tahap awal penetrasi pasar. Setelah mendapatkan 70 pedagang terverifikasi, penyaluran beras bermerek dagang Stabilisasi Pangan dan Harga Pokok (SPHP) dilakukan.

Distribusi beras jenis SPHP kepada 70 pedagang beras ini dilakukan untuk memudahkan masyarakat memperoleh beras dengan harga di bawah eceran tertinggi.

"Masing-masing toko beras menerima alokasi dua ton per minggu sampai stok beras SPHP di gudang Bulog habis," katanya.

Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi memasang media informasi berupa spanduk kepada toko yang ditunjuk sebagai distributor beras SPHP di seluruh pasar tradisional daerah itu.

"Masyarakat bisa melihat bahwa toko yang ada spanduk itu adalah distributor SPHP jadi tidak perlu antre seperti di operasi pasar beras, cukup ke pedagang," katanya.

Pihaknya juga tengah berupaya menurunkan harga komoditas bahan pokok lain melalui sejumlah skema operasi pasar menyasar pedagang serta distributor, termasuk memastikan ketersediaan seluruh komoditas hingga periode Ramadhan-Idul Fitri tahun ini.

Berdasarkan pantauan lapangan, harga komoditas bahan pangan terus mengalami kenaikan. Di Pasar Baru Cikarang, beras premium mencapai Rp18.000 per kilogram.

 

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024