Kementerian Pertanian (Kementan) menyampaikan bahwa potensi panen padi pada bulan Maret diperkirakan mencapai 3,51 juta ton sehingga diperkirakan produksi tersebut dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap ketersediaan beras di pasaran.

“Berdasarkan data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2024 diperkirakan produksi beras mencapai 3,51 juta ton,” kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Senin.

Amran mengatakan angka itu berada di atas kebutuhan bulanan sebesar 2,5 juta ton dan pada bulan tersebut akan terjadi surplus sekitar 970 ribu ton.

Oleh karena itu, ia optimistis panen raya mendatang dapat menghasilkan produksi yang cukup baik dalam pemenuhan kebutuhan pangan secara nasional.

Kementan menyebut salah satu provinsi yang dinyatakan siap panen yakni Provinsi Lampung. Provinsi tersebut akan memulai panen raya padi pada akhir Februari dan awal Maret tahun ini.

Diperkirakan, hasil panen di provinsi tersebut mencapai 800 ribu ton Gabah Kering Panen (GKP) dari luas lahan 140 ribu hektare yang tersebar di 15 kabupaten dan kota di provinsi tersebut.

Sementara itu, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan bahwa seluruh gabah yang akan dipanen tahun ini merupakan hasil produksi petani yang ditanam sejak akhir tahun 2023.

Dia memastikan panen tahun ini akan menambah ketersediaan cadangan beras di daerahnya.

"Padi ini ditanam oleh para petani sejak Oktober 2023 kemarin dan sekarang sudah mulai mau panen. Luasan lahan sekitar 140 ribu hektare dan hasil panen nanti biasanya akan diolah dalam bentuk gabah kering giling," kata Arinal.

Arinal mengatakan seluruh hasil panen nantinya akan dibeli secara langsung oleh Perum Bulog sesuai dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah. Dengan demikian, Indonesia diharapkan mampu mengamankan ketersediaan pasokan.


"Kalau sudah panen di beberapa daerah ini, nanti hasil panen akan dibeli oleh Bulog dan pedagang sesuai harga yang ditetapkan oleh pemerintah, untuk mengamankan ketersediaan pasokan di bulan-bulan mendatang," katanya.

Terkait pembelian ini, Arinal meminta agar Dinas Pertanian di lingkup pemerintahannya dapat selalu sigap terutama dalam memberikan informasi panen raya agar terjadi penyerapan yang sangat maksimal.


Dampak perubahan iklim

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo menyebutkan perubahan iklim dan cuaca menyebabkan terjadinya gagal panen sehingga menjadi penyebab harga beras di seluruh dunia, termasuk Indonesia mengalami kenaikan.

"Harga beras di seluruh negara, di dunia itu sekarang naik, tidak hanya di Indonesia saja, di semua negara harganya naik. Kenapa naik? Karena ada yang namanya perubahan iklim, perubahan cuaca sehingga banyak yang gagal panen," kata Presiden Jokowi saat menyerahkan bantuan beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Tangerang Selatan, Banten, Senin.

Presiden Jokowi menjelaskan bahwa konsumsi beras di Indonesia tidak mengalami perubahan, namun produksinya berkurang, sehingga terjadi kekurangan suplai yang berakibat pada kenaikan harga.

Berdasarkan situs resmi Badan Pangan Nasional yang diakses Senin, harga rata-rata beras premium secara nasional mencapai Rp16.100 per kg.

Harga rata-rata beras di Jakarta bahkan mencapai Rp16.500 per kg. Sementara itu, harga tertinggi terjadi di Provinsi Papua Pegunungan yang mencapai Rp23.800 per kg, sedangkan harga terendah di Aceh sebesar Rp14.850 per kg.

Pemerintah pun menyalurkan bantuan beras untuk kepada 22 juta KPM, berdasarkan data yang dikelola oleh Kemenko PMK. Bantuan tersebut bertujuan meringankan beban KPM terhadap kenaikan harga beras ini.

"Pemerintah kita membantu bantuan beras ini agar meringankan ibu-ibu semuanya karena tadi harganya naik," kata Presiden.

Bantuan Pangan Beras telah terlaksana sejak awal tahun 2023 dalam 2 tahapan dan kemudian dilanjutkan lagi pada tahun 2024.

Bantuan pangan beras di 2024 disalurkan mulai Januari sampai Juni. Presiden Jokowi menekankan bahwa bantuan akan diperpanjang jika APBN masih memungkinkan.

"Jadi ini Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni. Nanti setelah Juni kita liat APBN-nya mencukupi atau tidak. Kalau mencukupi kita lanjutkan," kata Jokowi.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kementan: Potensi panen padi di Maret capai 3,51 juta ton

Pewarta: Muhammad Harianto

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024