Warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Lebanon selatan sempat direlokasi ke tempat perlindungan KBRI Beirut, guna mengantisipasi eskalasi konflik antara kelompok Hizbullah dan Israel.
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha menyebut sebanyak 49 orang dari total 232 WNI di Lebanon tinggal di wilayah selatan negara itu.
“Beberapa waktu yang lalu KBRI Beirut telah melakukan relokasi WNI kita di Lebanon selatan ke shelter di KBRI. Namun, ketika situasi sudah membaik, mereka kembali lagi ke Lebanon selatan,” kata Judha dalam pernyataan pers di Jakarta, pada Senin (5/2).
Menurut Judha, situasi keamanan di Lebanon masih belum stabil dan masih bergejolak.
Karena itu, pemerintah terus memonitor situasi di Lebanon dan kawasan Timur Tengah guna mengantisipasi eskalasi konflik yang dapat membahayakan keselamatan WNI.
Selain menjalin komunikasi dengan WNI di kawasan tersebut, Kemlu terus memperbarui rencana cadangan dan skenario evakuasi, jika diperlukan.
“Namun hingga saat ini kita masih terus melakukan pemantauan,” tutur Judha.
Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel di tengah baku tembak yang terjadi secara berkala antara pasukan Israel dan Hizbullah, dalam bentrokan paling mematikan sejak kedua pihak terlibat perang skala penuh pada 2006.
Pertempuran kembali pecah di Lebanon setelah Israel berperang dengan kelompok pejuang Hamas Palestina di Jalur Gaza pada 7 Oktober tahun lalu.
Kelompok Hizbullah yang adalah sekutu Hamas, menembakkan roket ke Israel, yang dibalas dengan serangan udara dan tembakan artileri.
Peningkatan ketegangan dan baku tembak sporadis yang terjadi antara tentara Israel di satu pihak, dan Hizbullah dan dengan faksi-faksi Palestina di pihak lainnya, menimbulkan korban jiwa dan luka-luka, termasuk warga sipil Lebanon.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Kelompok Perlawanan Lebanon, Hizbullah, Sheikh Naim Qassem berjanji akan meningkatkan jangkauan rudal jika perang yang dilancarkan Israel menjadi meluas.
Jika Tel Aviv memperluas agresinya, kami akan mengembangkan jangkauan rudal tahap keempat dengan kekuatan dan kemampuan yang mengagumkan, kata Naim Qassem seperti dikutip Kantor Berita Sama.
Setiap diskusi politik tentang front selatan akan ditunda sampai perang di Gaza berakhir, katanya.
Kami akan terus memerangi rezim Zionis dan membantu rakyat, dan kami siap mengikuti pemilihan presiden jika ada kesepakatan yang dicapai, kata Qassem.
Hizbullah melancarkan serangan terhadap target yang dikuasai Israel dalam upaya menekan rezim Zionis supaya menghentikan perang genosida di Gaza.
Militer Israel baru-baru ini menargetkan penyeberangan perbatasan Lebanon.
Sejauh ini puluhan ribu Zionis telah meninggalkan wilayah perbatasan Lebanon lantaran takut akan serangan balasan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: WNI di Lebanon sempat direlokasi antisipasi konflik Hizbullah-Israel
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024