PT Pos Indonesia meminta warga masyarakat agar lebih hati-hati dan waspada terhadap penipuan phising mengatasnamakan mereka, yang dilakukan dengan menyebarkan pesan singkat soal layanan pengiriman barang.
"Kami mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati, jangan mudah percaya jika ada nomor tidak dikenal yang mengirimkan pesan singkat berisi phising," kata Sekretaris Perusahaan PT Pos Indonesia Tata Sugiarta dalam keterangan di Bandung, Jumat.
Phising yang merupakan upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan dengan mengatasnamakan Pos Indonesia, diungkapkan Tata, telah terdeteksi setelah ada laporan masyarakat yang mengeluhkan menerima pesan singkat yang meminta agar penerima mengklik tautan yang menjelaskan tentang kendala kiriman.
Pesan singkat tersebut, kata dia, di antaranya berbunyi: "Saat ini kami tidak dapat melanjutkan pengiriman barang Anda karena alamat yang salah, silahkan periksa alamat di bawah ini".
"Padahal pesan singkat tersebut bukan dari kami. Kami menduga, pesan tersebut dikirim secara acak kepada siapapun, oleh orang tak bertanggung jawab," ucap dia.
Lebih lanjut, Tata menjelaskan pihaknya tidak pernah melakukan korespondensi melalui pesan singkat (SMS) dengan pelanggan.
"Apalagi meminta customer untuk melakukan pengisian data yang bersifat rahasia," ujarnya.
Dia menambahkan, layanan keluhan pelanggan Pos Indonesia dilakukan melalui customer services di Kantor Pos dan contact center 1500161, sementara informasi status kiriman dapat diperiksa melalui laman web Pos Indonesia.
"Saat ini, Pos Indonesia terus mengedukasi masyarakat agar lebih hati-hati terhadap upaya penipuan yang mengatasnamakan Pos Indonesia, seperti melalui akun Instagram, website, dan lainnya," tuturnya.
Diketahui, phising adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan dengan yang menjadi sasaran adalah data pribadi seperti nama, usia, dan alamat.
Kemudian, data akun seperti username dan password. Bahkan, phising juga bisa mencuri data finansial seperti informasi kartu kredit, dan rekening korban.
"Kami mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati, jangan mudah percaya jika ada nomor tidak dikenal yang mengirimkan pesan singkat berisi phising," kata Sekretaris Perusahaan PT Pos Indonesia Tata Sugiarta dalam keterangan di Bandung, Jumat.
Phising yang merupakan upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan dengan mengatasnamakan Pos Indonesia, diungkapkan Tata, telah terdeteksi setelah ada laporan masyarakat yang mengeluhkan menerima pesan singkat yang meminta agar penerima mengklik tautan yang menjelaskan tentang kendala kiriman.
Pesan singkat tersebut, kata dia, di antaranya berbunyi: "Saat ini kami tidak dapat melanjutkan pengiriman barang Anda karena alamat yang salah, silahkan periksa alamat di bawah ini".
"Padahal pesan singkat tersebut bukan dari kami. Kami menduga, pesan tersebut dikirim secara acak kepada siapapun, oleh orang tak bertanggung jawab," ucap dia.
Lebih lanjut, Tata menjelaskan pihaknya tidak pernah melakukan korespondensi melalui pesan singkat (SMS) dengan pelanggan.
"Apalagi meminta customer untuk melakukan pengisian data yang bersifat rahasia," ujarnya.
Dia menambahkan, layanan keluhan pelanggan Pos Indonesia dilakukan melalui customer services di Kantor Pos dan contact center 1500161, sementara informasi status kiriman dapat diperiksa melalui laman web Pos Indonesia.
"Saat ini, Pos Indonesia terus mengedukasi masyarakat agar lebih hati-hati terhadap upaya penipuan yang mengatasnamakan Pos Indonesia, seperti melalui akun Instagram, website, dan lainnya," tuturnya.
Diketahui, phising adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan dengan yang menjadi sasaran adalah data pribadi seperti nama, usia, dan alamat.
Kemudian, data akun seperti username dan password. Bahkan, phising juga bisa mencuri data finansial seperti informasi kartu kredit, dan rekening korban.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Warga diminta waspada penipuan phising mengatasnamakan Pos Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024