Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mengungkapkan tak ingin ada pembedaan dan istilah mengenai pemain diaspora atau lokal.

Erick mengatakan bahwa siapapun yang memperkuat tim nasional Indonesia merupakan bagian dan telah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) sehingga tidak harus dibedakan.

"Saya tidak mau lagi dengar istilah pemain luar, pemain dalam, sama aja. Siapa yang mau bangun merah putih, itu yang harus kita apresiasi. Kemarin di U-17, saya melihat ada darah campuran dari Korea-Indonesia (Ji Da-bin). Itu terus mau apa, kita bedakan? Memang bapaknya sama ibunya udah tinggal di sini, anaknya lahir di sini," kata Erick seusai menghadiri MoU Groundbreaking PSSI dan Rumah Sakit Abdi Waluyo di Menara Danareksa, Jakarta, Kamis.

Erick menegaskan bahwa siapapun mempunyai hak yang sama dan mengingatkan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang menghargai setiap warga negara yang sudah menjadi bagian dari Indonesia.

"Nah kemarin ada lagi pemain dari Sudan, Mesal. Nah bapak ibunya orang Sudan, sudah jadi lahir disini. Terus gimana? Kita tolak? Ya enggak lah, itulah bangsa Indonesia ya. Bangsa yang menghargai setiap warga negara yang sudah menjadi bagian dari Indonesia dan ingin membangun Indonesia," ungkap Erick.

Ke depannya mengenai dikotomi-dikotomi yang diberikan ke timnas Indonesia menurut Erick sudah tidak perlu dilanjutkan.


Saling Hargai

Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir juga mengimbau kepada netizen untuk bisa saling menghargai saat berkomentar ke tim nasional Indonesia.
"Untuk warga negara Indonesia yang mencintai tim nasional Indonesia, tolong dengan segala kerendahan hati saya berharap, ingat lho para pemain ini manusia juga. Para netizen itu yang cinta Indonesia juga manusia. Saya rasa kita harus bisa saling menghargai di dunia sosial media ini," kata Erick Thohir seusai menghadiri MoU Groundbreaking PSSI dan Rumah Sakit Abdi Waluyo di Menara Danareksa, Jakarta, Kamis.

Sebelumnya pemain timnas Indonesia, Elkan Baggot sempat menutup kolom komentar di media sosialnya. Hal tersebut menurut Erick menjadi sebuah resiko karena menjadi pemain bintang dan merupakan proses untuk menjadi lebih baik.

"Ya gini, itu yang saya bilang, itu risiko menjadi bintang. Kalau tidak siap, jangan. Ya memang itulah yang terjadi. Saya juga punya sosial media sering di caci-maki. Seakan-akan saya dengan Exco, dengan Wakil Ketua Umum ini bobo-bobo saja.Tetapi ada di sosial media yang bilang, oh PSSI lahir tahun 2023. Ada juga yang apresiasi. Tapi yang saya selalu bilang, antara kritik dan pujian ini, ya itu adalah komplementari kita menjadi lebih baik," ungkap Mantan Presiden Inter Milan tersebut.

Erick juga berpesan agar para pemain timnas Indonesia yang saat ini tengah bertanding di Piala Asia 2023 Qatar untuk gokus dan tidak usah bermain sosial media.

"Tapi saya berharap para pemain juga bisa fokus. Apalagi dalam pertandingan besar seperti ini (Piala Asia 2023) ya enggak usah sosial media dulu," kata Erick.

Timnas Indonesia dijadwalkan akan menghadapi Vietnam pada fase grup Piala Asia 2023 yang berlangsung di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Jumat (19/1) pukul 21.30 WIB.




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Erick tak ingin ada pembedaan dan istilah pemain diaspora atau lokal

Pewarta: Fajar Satriyo

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024