Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) pada Desember 2023 menjadi 119,68 atau naik 1,17 persen dibandingkan November 2023.
“Kenaikan NTUP terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,29 persen. Lebih tinggi dari kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal yang mengalami kenaikan sebesar 0,12 persen,” kata Plt. Kepala BPS Amalia Widyasanti saat menyampaikan Rilis Berita Resmi Statistik yang disaksikan secara daring di Jakarta, Selasa.
Amalia menjelaskan komoditas yang dominan memengaruhi kenaikan Indeks Harga Terima Petani (It) nasional adalah gabah, bawang merah, kelapa sawit, dan cabai rawit. Sementara itu, komoditas yang dominan memengaruhi kenaikan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) adalah benih padi, upah pemanenan, upah penanaman, dan bibit bawang merah.
Dilihat dari subsektor, peningkatan tertinggi NTUP terjadi pada subsektor hortikultura yang naik sebesar 5,9 persen lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Kenaikan tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 5,9 persen, lebih tinggi dari kenaikan BPPBM yang mengalami kenaikan sebesar 0,19 persen.
“Komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan BPPBM subsektor hortikultura adalah bibit bawang merah, bibit kentang, upah mencangkul, dan upah menuai atau memanen,” ucapnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Nilai Tukar Usaha Pertanian Desember 2023 naik 1,17 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024