Untuk kedua kalinya pada bulan ini, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyetujui penjualan senjata darurat ke Israel tanpa peninjauan Kongres AS di tengah perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza yang terkepung, demikian diumumkan Pemerintah AS pada Jumat.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah memberitahu Kongres terkait keadaan darurat ini, yang mengharuskan dia menyetujui penjualan segera peluru artileri M107 155 mm dan peralatan-peralatan terkait senilai 147,5 juta dolar AS (Rp2,27 triliun).

Peralatan itu termasuk sekring, primer, dan alat pengisi daya. Primer adalah komponen amunisi yang berfungsi sebagai penyulut yang berisi campuran bahan peledak.

“Amerika Serikat berkomitmen terhadap keamanan Israel, dan sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Israel mengembangkan dan mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang kuat. Penjualan yang diusulkan ini konsisten dengan tujuan tersebut,” kata Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan dalam sebuah pernyataan.

Peluru artileri yang akan dikirim ke Israel bakal diambil dari persediaan peluru artileri yang dimiliki oleh Amerika Serikat.



Yordania dan Kanada Tekan Israel  agar Gencatan Senjata

Raja Yordania Abdullah II dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada Jumat sepakat untuk memberikan tekanan internasional kepada Israel agar menerapkan gencatan senjata di Jalur Gaza yang terkepung itu.

Menurut kantor berita Yordania Petra, Raja Abdullah II menerima panggilan telepon dari PM Kanada, dan mereka mendesak “tekanan internasional untuk segera melakukan gencatan senjata di Gaza.”
Laporan itu mengatakan bahwa Raja Abdullah II juga menekankan perlunya melindungi warga sipil dan meningkatkan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di Gaza.

Selama pembicaraan tersebut, sang Raja menegaskan kembali “penolakan sepenuhnya Yordania terhadap upaya untuk menghilangkan masalah Palestina dan secara paksa menggusur warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza.”

Ia juga menentang kekerasan para pemukim ekstremis Yahudi terhadap warga Palestina di Tepi Barat.

Sejak serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023, Israel terus melanjutkan serangan tanpa henti di Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 21.507 warga Palestina dan melukai 55.915 orang, menurut otoritas kesehatan setempat.

Pihak berwenang mengklaim serangan Hamas di Israel telah menewaskan sekitar 1.200 warga Israel.

Serangan membabi buta Israel juga menyebabkan kehancuran di Gaza, dengan 60 persen infrastruktur di daerah kantong tersebut rusak dan hancur, membuat hampir 2 juta penduduk mengungsi di tengah krisis makanan, air bersih, dan obat-obatan.


Sumber: Anadolu

 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Biden setujui penjualan senjata ke Israel tanpa persetujuan Kongres

Pewarta: Shofi Ayudiana

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023