Seorang wanita Israel yang dibebaskan dalam pertukaran tahanan baru-baru ini antara Israel dengan Hamas mengatakan ibunya tewas dan dirinya terluka ketika pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah kendaraan yang membawanya saat diculik.

Dalam wawancara yang disiarkan Channel 12 Israel, dia menceritakan dibawa oleh tentara sayap bersenjata kelompok Palestina Brigade Al-Qassam dengan traktor, yang sedang ditembaki Israel.

"Ibuku, yang sangat saya cintai, tewas. Saya terluka di belakang dan saudara lelaki saya terluka di bagian kaki," kata wanita itu.

Saluran siaran itu mengklaim bahwa tentara Israel "melepaskan tembakan untuk menghentikan traktor menuju Gaza."



Protokol Hannibal

Protokol Hannibal Israel, yang diterapkan pada 1986 sebagai tanggapan terhadap krisis penyanderaan, menjadi rahasia selama hampir 20 tahun.

Protokol tersebut bertujuan mencegah pembayaran tinggi bagi para sandera, mengizinkan pelenyapan sandera dan penyandera jika upaya penyelamatan gagal.

Masyarakat baru mengetahui protokol ini pada tahun 2003, ketika dokter Israel Avner Shiftan, yang bertugas sebagai tentara cadangan di Lebanon, mengungkapkannya kepada surat kabar Haaretz.

Laporan pers Israel pada 19 November menyoroti serangan Hamas terhadap Kibbutz Be'eri pada 7 Oktober, yang mengakibatkan kematian 14 orang, termasuk anak kembar Liel dan Yanai Hetzroni yang berusia 12 tahun.

Meskipun awalnya dibingkai sebagai "kebrutalan Hamas", para saksi kemudian menyatakan bahwa pasukan Israel menembakkan peluru tank ke rumah tempat para sandera ditahan menjadi penyebab kematian itu..




Sumber: Anadolu


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sandera wanita Israel sebut ibunya tewas oleh tentara Israel

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023