Antarajawabarat.com,3/5 - Para perajin di daerah Pantura Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengaku mebel berbahan kayu jati desain minimalis ternyata diminati pasar ekspor Singapura.

"Perajin di Kabupaten Cirebon kini mengembangkan mebel berbahan jati desain minimalis untuk memenuhi pesanan ekspor, karena mebel tersebut diminati pasar Singapura," kata Nurwendi perajin mebel berbahan kayu jati di Cirebon, Sabtu.

Sebelumnya pesanan mebel berbahan jati desain minimalis datang dari Jepang, kata dia, kini pasar Singapura mulai menjanjikan, sehingga usaha tersebut semakin menggairahkan.

Menurut dia, pesanan ekspor mebel berbahan jati tidak pernah lesu, karena produk asli Indonesia tersebut diminati konsumen Jepang, Korea, Taiwan, China, Timur Tengah. Tapi kendalanya perajin kesulitan memperolah bahan baku jati.

Sementara itu Kuswanto perajin lain mengaku, permintaan mebel berbahan kayu jati cukup tinggi, kendalanya persediaan bahan baku sering terhambat, karena untuk pesanan Jepang, Belanda kayu jati harus kualitas baik.

Kiriman ekspor kayu jati grade A, kata dia, mereka memperhatikan kualitas barang masalah harga tidak dipersoalkan, selain itu desain harus kreatif sehingga diminati pasar.

Gunawan perajin lain di Plumbon Cirebon menuturkan, permintaan berbagai jenis mebel berbahan kayu jati masih tetap diminati pasar baik lokal juga ekspor, yang penting perajin harus memilih desain sesuai kebutuhan mereka.

Mebel berbahan kayu jati asal Indonesia masih diminati pasar Jepang, Belanda, karena olahannya menarik ditambah bahan baku kualitas super, hingga permintaan pasar tinggi.

Ketua Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia (AMKRI) Sunoto menuturkan, perajin mebel harus memperhatikan keinginan pasar, jangan memaksakan produksi jika desain dan motifnya kurang diminati.***3***

Enjang S

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014