Bupati Garut Rudy Gunawan mengimbau pemilik usaha warung kelontong di Kabupaten Garut, Jawa Barat, bergabung masuk dalam sistem ritel yang saat ini dikembangkan agar usahanya bisa lebih maju karena menerapkan manajemen yang baik dan terencana.
"Bergabunglah dalam satu sistem yang terencana, karena apa? Masyarakat jangan diberikan barang yang kedaluwarsa, jadi kalau sistem ritel itu dia kan punya manajemen," kata Rudy Gunawan saat acara Jumpa Paguyuban Ritel Garut di Pendopo Garut, Kabupaten Garut, Sabtu (25/11).
Ia menuturkan selama ini ada jaringan toko kelontong di Indonesia yang memberikan dukungan berkelanjutan dalam membantu usaha mikro kecil menengah (UMKM) dengan ekosistem terkoneksi.
Sistem usaha yang dijalankan, kata dia, sudah berlangsung lama dan berjalan baik, yang keberadaannya memiliki kepedulian terhadap pengembangan UMKM, khususnya warung kelontong yang dimiliki masyarakat di Garut.
Tercatat, kata Bupati, bahwa mereka sudah memberikan dukungan kepada lebih dari 2.015 tempat jualan di Kabupaten Garut, jumlah tersebut cukup banyak yang menunjukkan bahwa kualitas perusahaan menjalankan sistemnya dengan baik, dan memiliki kepedulian terhadap UMKM.
"Mereka didukung oleh Pemda Garut, diperbolehkan untuk beroperasi di sini, karena berjalan baik di Kabupaten Garut," katanya.
Ia menyampaikan sistem ritel itu akan membantu masyarakat pelaku usaha warung lebih tertata dan terencana dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Namun yang terpenting dalam usaha kelontong, kata dia, harus melakukan transaksinya tunai, tidak beli dengan cara utang karena nanti akan menjadi beban dalam kegiatan usaha tersebut, yang akhirnya sulit berkembang.
"Jadi kita punya utang, hidup jadi punya persoalan, tapi kalau kita membeli, kita jual, Allah memberikan rejeki kepada kita ada keuntungan," katanya.
Ketua Panitia Jumpa Paguyuban Ritel Garut Irma Nirmala menyatakankegiatan pertemuan sesama pelaku usaha kelontong itu rutin dilaksanakan satu bulan sekali untuk memperkuat persaudaraan, dan bisa berbagi ilmu, sekaligus diberi pelatihan bagi pemilik warung yang masuk jaringan usaha.
Jumpa Paguyuban Ritel Garut itu, lanjut dia, memberikan banyak manfaat, di antaranya ilmu cara berdagang, kemudian tentang cara menata tampilan barang, pelayanan, pengadaan barang, sampai penetapan harga jual.
Ia menambahkan, pemilik warung kelontong yang sudah bergabung dengan paguyuban juga mendapatkan keuntungan, di antaranya mendapatkan pasokan barang dengan harga lebih murah, dan fasilitas jasa antar melalui aplikasi.
"Jadi bisa menggunakan aplikasi, karena sekarang sudah ada aplikasi yang bisa diakses langsung oleh konsumen, jadi konsumen cukup order via aplikasi, cukup duduk di rumah saja nanti kita kirim," katanya.
Ia menambahkan, pihaknya terus berupaya memperkuat kerja sama dengan penyuplai barang, meningkatkan manajemen, dan kualitas layanan untuk konsumen.
Ia berharap paguyuban bisa terus memberikan manfaat bagi pelaku usaha warung, sehingga keberadaan usaha kelontong terus berkembang ke arah yang lebih baik.
"Kita sih lebih me-'manage' itu lagi, dan lebih meningkatkan lagi kualitas pelayanan untuk konsumen," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Bergabunglah dalam satu sistem yang terencana, karena apa? Masyarakat jangan diberikan barang yang kedaluwarsa, jadi kalau sistem ritel itu dia kan punya manajemen," kata Rudy Gunawan saat acara Jumpa Paguyuban Ritel Garut di Pendopo Garut, Kabupaten Garut, Sabtu (25/11).
Ia menuturkan selama ini ada jaringan toko kelontong di Indonesia yang memberikan dukungan berkelanjutan dalam membantu usaha mikro kecil menengah (UMKM) dengan ekosistem terkoneksi.
Sistem usaha yang dijalankan, kata dia, sudah berlangsung lama dan berjalan baik, yang keberadaannya memiliki kepedulian terhadap pengembangan UMKM, khususnya warung kelontong yang dimiliki masyarakat di Garut.
Tercatat, kata Bupati, bahwa mereka sudah memberikan dukungan kepada lebih dari 2.015 tempat jualan di Kabupaten Garut, jumlah tersebut cukup banyak yang menunjukkan bahwa kualitas perusahaan menjalankan sistemnya dengan baik, dan memiliki kepedulian terhadap UMKM.
"Mereka didukung oleh Pemda Garut, diperbolehkan untuk beroperasi di sini, karena berjalan baik di Kabupaten Garut," katanya.
Ia menyampaikan sistem ritel itu akan membantu masyarakat pelaku usaha warung lebih tertata dan terencana dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Namun yang terpenting dalam usaha kelontong, kata dia, harus melakukan transaksinya tunai, tidak beli dengan cara utang karena nanti akan menjadi beban dalam kegiatan usaha tersebut, yang akhirnya sulit berkembang.
"Jadi kita punya utang, hidup jadi punya persoalan, tapi kalau kita membeli, kita jual, Allah memberikan rejeki kepada kita ada keuntungan," katanya.
Ketua Panitia Jumpa Paguyuban Ritel Garut Irma Nirmala menyatakankegiatan pertemuan sesama pelaku usaha kelontong itu rutin dilaksanakan satu bulan sekali untuk memperkuat persaudaraan, dan bisa berbagi ilmu, sekaligus diberi pelatihan bagi pemilik warung yang masuk jaringan usaha.
Jumpa Paguyuban Ritel Garut itu, lanjut dia, memberikan banyak manfaat, di antaranya ilmu cara berdagang, kemudian tentang cara menata tampilan barang, pelayanan, pengadaan barang, sampai penetapan harga jual.
Ia menambahkan, pemilik warung kelontong yang sudah bergabung dengan paguyuban juga mendapatkan keuntungan, di antaranya mendapatkan pasokan barang dengan harga lebih murah, dan fasilitas jasa antar melalui aplikasi.
"Jadi bisa menggunakan aplikasi, karena sekarang sudah ada aplikasi yang bisa diakses langsung oleh konsumen, jadi konsumen cukup order via aplikasi, cukup duduk di rumah saja nanti kita kirim," katanya.
Ia menambahkan, pihaknya terus berupaya memperkuat kerja sama dengan penyuplai barang, meningkatkan manajemen, dan kualitas layanan untuk konsumen.
Ia berharap paguyuban bisa terus memberikan manfaat bagi pelaku usaha warung, sehingga keberadaan usaha kelontong terus berkembang ke arah yang lebih baik.
"Kita sih lebih me-'manage' itu lagi, dan lebih meningkatkan lagi kualitas pelayanan untuk konsumen," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023