Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, meluncurkan program “Bangga Buatan Cirebon” sebagai ajang untuk mempromosikan produk UMKM dan membuka akses pasar yang lebih luas bagi para pelaku usaha di daerah tersebut.
“Program ini sejalan dengan Gernas Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang merupakan langkah mendorong penjualan produk ekonomi kreatif atau produk UMKM di segala platform,” kata Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian (DKUKMPP) Kota Cirebon Iing Daiman di Cirebon, Sabtu.
Iing mengatakan program Bangga Buatan Cirebon itu dilaksanakan selama tiga hari dari 23-25 November 2023 di Kantor DKUKMPP Kota Cirebon, yang melibatkan puluhan pelaku UMKM.
Program itu dikemas dengan berbagai kegiatan seperti miniexpo, bazar, hingga perlombaan yang diikuti masyarakat untuk mempromosikan produk yang dibuat oleh pelaku UMKM di Kota Cirebon.
“Kegiatan ini hasil kolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM, Bank Indonesia, dan para pengusaha industri yang ada di wilayah Cirebon,” ujar Iing.
Menurutnya perputaran uang atau transaksi dalam kegiatan itu bisa menembus angka Rp50 juta, karena pengunjung dapat berbelanja produk UMKM.
Terlebih, bazar dan pameran yang disediakan menampilkan berbagai produk seperti kuliner, kerajinan, hingga barang rumah tangga yakni mebel serta lainnya.
“Kami menilai program Bangga Buatan Cirebon ini bisa menjadi momentum agar masyarakat mengetahui bahwa produk yang dihasilkan oleh pelaku UMKM tidak kalah bagus kualitasnya dan memiliki daya saing di pasaran,” kata Iing.
Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon Hestu Wibowo menyampaikan kegiatan Bangga Buatan Cirebon hasil inisiasi sejumlah stakeholder itu dapat mendukung pelaku UMKM untuk naik kelas dan bisa berkontribusi lebih banyak pada sektor perekonomian nasional.
Hestu menuturkan selama ini, kontribusi UMKM telah menunjukkan capaian positif pada semua aspek perekonomian. Misalnya UMKM telah menyumbang 61,1 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
“Kami konsen terhadap pengembangan UMKM. Karena UMKM sangat penting untuk perekonomian nasional dan UMKM memberikan sumbangan terhadap PDB sebesar 61,1 persen. Lebih dari setengah perekonomian kita ditopang sektor UMKM,” tuturnya.
Tidak hanya PDB, Hestu menyebutkan sektor UMKM Indonesia mampu menyerap hampir 97 persen tenaga kerja dan memberikan nilai ekspor cukup besar sekitar 15 persen.
Ia menilai bahwa saat ini pemerintah pusat terus berupaya agar sektor UMKM bisa berkembang dan memiliki cakupan pasar yang lebih luas.
“Di samping itu juga terhadap nilai ekspor nasional UMKM itu sekitar 15 persen. Peran penting sektor UMKM tidak bisa dihindari lagi,” ucap dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: DKUKMPP: Program Bangga Buatan Cirebon dorong ekspansi pasar UMKM
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023