Wali Kota Surakarta sekaligus calon wakil presiden usungan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Gibran Rakabuming Raka menganggap tudingan ijazah palsu dari beberapa pihak sebagai hal lucu.

Dikonfirmasi di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin, Gibran mengaku dia tidak merasa dirugikan akibat kejadian tersebut.

"Enggak, saya anggap lucu-lucuan, karena baru sekarang dipermasalahkan," kata Gibran.

Gibran mengatakan jika ijazah yang dia miliki memang palsu, maka seharusnya hal itu dipermasalahkan sejak awal, yakni saat pendaftaran bakal pasangan capres-cawapres di Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

"Ini saya sudah upload (unggah) di KPU," kata putra sulung Presiden Joko Widodo itu.

Mengenai anggapan bahwa tudingan ijazah palsu tersebut merupakan bagian dari kampanye hitam, Gibran mengatakan itu merupakan hal biasa.

"Ya, biasa. Makanya, tak (saya) bawakan ijazahnya," imbuhnya.

Selain itu, terkait tudingan bahwa Gibran merupakan lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK), dia menilai hal itu tidak perlu ditanggapi secara berlebihan.

"Saiki usume (sekarang sedang marak tudingan) Gibran lulusan SMK, lha nek (kalau) lulusan SMK kenapa thoKan lulusan SMK juga bagus. Tetapi ini untuk sertifikat dan lain-lain, (ijazah) S1 ada di sini. Saya bawakan biar teman-teman media bisa lihat bentuk aslinya, pegang fisiknya," ujar Gibran sambil menunjukkan ijazah lulusan program sarjana miliknya.
Siapkan Solusi untuk Desa

Sebelumnya calon wakil presiden Koalisi Indonesia Maju Gibran Rakabuming Raka telah menerima dan akan menyiapkan solusi untuk aspirasi dan masukan yang disuarakan masyarakat desa dalam kegiatan Silaturahmi Desa Bersatu.

"Aspirasi, masukan, evaluasi dari teman-teman organisasi desa kan sudah kami tampung, nanti akan kami diskusikan lagi, kita jadwalkan minggu depan biar kita bisa mencarikan solusi yang terbaik dari permasalahan-permasalahan yang ada nanti," kata Gibran usai menghadiri acara yang digelar beberapa asosiasi perangkat desa di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, Minggu.

Saat ditanya soal dukungan perangkat desa kepada dirinya, Gibran enggan berkomentar dan mengatakan yang lebih dulu dilakukan adalah menyiapkan solusi untuk berbagai hal yang dihadapi masyarakat desa.

"Kalau masalah dukung mendukung itu nanti saja, kita carikan solusi terbaik dulu, kita serap dulu, apa saja permasalahannya. Kalau dukung mendukung nanti ntar saja, sambil jalan," ujarnya.

Gibran dengan didampingi istrinya, Selvi Ananda, hari ini menghadiri kegiatan Silaturahmi Desa Bersatu yang digelar beberapa asosiasi perangkat desa di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, Minggu.

Kegiatan tersebut turut dihadiri beberapa tokoh yakni Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani, hingga Mantan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule.

Ada juga jajaran Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran yakni Dewan Pakar TKN Budiman Sudjatmiko, Dewan Pengarah TKN Yusril Ihza Mahendra, Sekretaris TKN Nusron Wahid dan anggota TKN Andre Rosiade. Turut hadir Ketua Umum DPP Asosiasi Pemerintah Desa Indonesia (APDESI) Surta Wijaya.

Pada kesempatan sama, Koordinator Nasional Desa Bersatu Muhammad Asri Annas mengatakan Silaturahmi Nasional Desa Bersatu adalah kegiatan rutin tahunan dan pada tahun ini dihadiri ribuan kepala desa, badan permusyawaratan desa dan perangkat desa.
Annas mengatakan dirinya tidak hanya mengundang Gibran, namun juga Capres Prabowo Subianto dan pasangan capres-cawapres lainnya untuk menyampaikan aspirasi dari masyarakat desa.

"Hari ini kita menghadirkan Mas Gibran Rakabuming Raka sebagai tokoh muda inspiratif. Kita juga sebenarnya mengundang Bapak Prabowo. Kami juga sebenarnya berkomunikasi dengan seluruh capres," kata Annas di GBK, Minggu.

Annas berharap pertemuan dengan para capres-cawapres tersebut bisa mengakomodir aspirasi dari perangkat dan masyarakat desa.

"Ada beberapa poin yang penting yang kami berharap bisa diakomodir ke depan. pertama adalah reformasi tata kelola desa, kemudian kedua dana desa Rp5 miliar bersifat afirmatif, kemudian evaluasi pendamping desa. Ketiga adalah memperbaiki kesejahteraan perangkat desa, BPD, dan seluruh instrumen organisasi yang ikut mendukung pemerintah," ujarnya.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gibran anggap tudingan ijazah palsu sebagai hal lucu

Pewarta: Aris Wasita

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023