Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan III 2023 tercatat sebesar 393,7 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada akhir triwulan II-2023 yang mencapai 396,5 miliar dolar AS.
"Penurunan posisi ULN ini terutama bersumber dari ULN sektor publik," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono kepada media di Jakarta, Rabu.
Dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,1 persen secara year on year (yoy), melanjutkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 1,2 persen (yoy).
Lebih lanjut Erwin menuturkan posisi ULN pemerintah pada akhir triwulan III 2023 tercatat sebesar 188,3 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya sebesar 192,5 miliar dolar AS, atau secara tahunan tumbuh sebesar 3,3 persen (yoy).
Penurunan posisi ULN pemerintah dipengaruhi oleh perpindahan penempatan dana investor nonresiden pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke instrumen lain seiring dengan volatilitas di pasar keuangan global yang meningkat.
Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel.
Sebagai salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk fokus mendukung upaya pemerintah dalam pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas, sehingga mampu menopang dan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid di tengah meningkatnya ketidakpastian kondisi perekonomian global.
Dukungan itu mencakup antara lain sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,9 persen dari total ULN pemerintah), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (18,3 persen), jasa pendidikan (16,7 persen), konstruksi (14,2 persen), serta jasa keuangan dan asuransi (10,1 persen).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BI: Utang luar negeri turun jadi 393,7 miliar dolar AS di triwulan III
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Penurunan posisi ULN ini terutama bersumber dari ULN sektor publik," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono kepada media di Jakarta, Rabu.
Dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,1 persen secara year on year (yoy), melanjutkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 1,2 persen (yoy).
Lebih lanjut Erwin menuturkan posisi ULN pemerintah pada akhir triwulan III 2023 tercatat sebesar 188,3 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya sebesar 192,5 miliar dolar AS, atau secara tahunan tumbuh sebesar 3,3 persen (yoy).
Penurunan posisi ULN pemerintah dipengaruhi oleh perpindahan penempatan dana investor nonresiden pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke instrumen lain seiring dengan volatilitas di pasar keuangan global yang meningkat.
Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel.
Sebagai salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk fokus mendukung upaya pemerintah dalam pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas, sehingga mampu menopang dan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid di tengah meningkatnya ketidakpastian kondisi perekonomian global.
Dukungan itu mencakup antara lain sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,9 persen dari total ULN pemerintah), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (18,3 persen), jasa pendidikan (16,7 persen), konstruksi (14,2 persen), serta jasa keuangan dan asuransi (10,1 persen).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BI: Utang luar negeri turun jadi 393,7 miliar dolar AS di triwulan III
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023