Tentara Israel pada Kamis menuding kelompok bersenjata Iran mendukung kelompok Hizbullah Lebanon dalam melancarkan serangan di lintas batas terhadap Israel.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara militer Avichai Adraee mengatakan anggota kelompok Brigade Imam Hossein tiba di Lebanon selatan untuk memberikan bantuan kepada Hizbullah.

Menurut juru bicara tersebut, kelompok itu, yang awalnya dibentuk di Suriah, terlibat dalam bentrokan dengan tentara Israel di perbatasan Lebanon dalam beberapa pekan terakhir.

"Hizbullah dan Brigade Imam Hossein memaksa Lebanon untuk menanggung konsekuensi berat untuk Hamas," kata Adraee.

Israel memperkirakan jumlah kelompok itu sekitar 6.000 orang.

Ketegangan meletus di sepanjang perbatasan antara Israel dan Lebanon, dengan baku tembak terjadi antara pasukan Israel dan Hizbullah di tengah serangan militer Israel di Jalur Gaza.

Sedikitnya 49 anggota Hizbullah tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel sejak 7 Oktober.

Bentrokan di perbatasan tersebut adalah yang paling mematikan sejak Hizbullah dan Israel terlibat perang skala penuh pada 2006.

DPR AS Setujui Bantuan Militer ke Israel

Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat, Kamis (2/11), menyetujui paket bantuan militer mandiri senilai 14,3 miliar US dolar (sekitar Rp225,4 triliun) untuk Israel di tengah invasi Tel Aviv yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, namun undang-undang tersebut kemungkinan besar tidak akan disetujui oleh Senat.

DPR memilih suara yang sebagian besar sejalan dengan partai dengan suara 226-196 untuk mengeluarkan Undang-Undang Alokasi Tambahan Keamanan Israel tahun 2024 dari majelis, namun kemungkinan besar undang-undang tersebut akan gagal disetujui oleh Senat yang dikuasai Partai Demokrat.

Presiden Joe Biden selanjutnya mengancam akan memveto rancangan undang-undang tersebut karena RUU tersebut tidak mencakup sebagian besar dana tambahan senilai lebih dari 105 miliar US dolar (sekitar Rp1.655 triliun) yang dia minta pada Kongres pada akhir Oktober.

Senat hampir pasti akan mengajukan anggaran belanja Biden yang lebih besar, dan Pemimpin Mayoritas Chuck Schumer berjanji tidak akan menyetujui rancangan undang-undang mandiri DPR tersebut.

Selain dana lebih dari Rp225 triliun untuk Israel, presiden juga meminta dana baru sebesar 61 miliar US dolar (sekitar Rp962 triliun) untuk Ukraina setelah hampir menghabiskan semua dana yang sebelumnya dialokasikan untuk memperkuat pasukan Kiev, serta dana tambahan untuk keamanan perbatasan dan prioritas kebijakan lainnya.

Lebih dari sembilan miliar US dolar (sekitar Rp141,9 triliun) sedang dicari untuk mendanai proyek bantuan kemanusiaan, termasuk di Gaza.

Pendanaan untuk Ukraina terbukti menjadi penghalang di DPR, di mana Partai Republik semakin menyuarakan penolakannya untuk memberikan lebih banyak dana kepada Kiev.
AS telah memberi Israel bantuan militer sekitar 3,8 miliar US dolar (sekitar Rp59,9 triliun) setiap tahunnya – jumlah terbesar dibandingkan negara mana pun di seluruh dunia.

Pendanaan baru ini akan digunakan untuk mengganti senjata yang sebelumnya dipasok ke Israel, mengisi kembali sistem pertahanan udara dan rudal Iron Dome dan David's Sling milik Israel, serta membantu pengembangan sistem pertahanan udara laser Iron Beam.

Selain mendanai Israel, RUU tersebut juga memotong pendanaan untuk Internal Revenue Service, otoritas pajak AS, sebuah tindakan yang menurut Kantor Anggaran Kongres akan menyumbang 26 miliar US dolar (sekitar Rp410 triliun) pada utang nasional, bukan justru menguranginya.



Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Israel tuding kelompok Iran dukung Hizbullah dalam serangan perbatasan

Pewarta: Katriana

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023