Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menyatakan potensi pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih belum hilang kendati sempat menguat pada penutupan perdagangan Senin (30/10).
“Rupiah ditutup menguat kemarin (Senin, 30/10) terhadap dolar AS, tapi penguatan tidak jauh dari level Rp15.900 per dolar AS, sehingga ada kemungkinan potensi pelemahan rupiah masih belum hilang,” ungkap dia ketika dihubungi Antara Jakarta, Selasa.
Adanya kemungkinan pelemahan rupiah dipicu antisipasi pasar terhadap jelang keputusan Bank Sentral AS dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada pekan ini.
Pengendalian inflasi dan penguatan kondisi ketenagakerjaan akan menjadi topik pembicaraan dalam pertemuan FOMC. Inflasi masih menjadi fokus karena melenceng jauh dari target 2 persen, dan para pejabat AS bakal mempertanyakan apakah kebijakan saat ini masih cukup mendorong inflasi turun atau perlu kebijakan baru.
Adapun sentimen lain yang diprediksi melemahkan rupiah berasal dari eskalasi konflik antara Israel melawan Hamas (kelompok perjuangan Palestina).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Analis: Potensi pelemahan rupiah terhadap dolar AS belum hilang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023