Antarajawabarat.com,23/1 - Agen dan pangkalan elpiji 3 kilogram di Cianjur, Jabar, mengalami peningkatan penjualan setiap bulannya 10 persen setelah elpiji 12 kilogram mengalami kenaikan beberapa waktu lalu.
Mereka mengharapkan kuota gas bersubsidi tersebut kembali ditambah sebanyak 20 persen, dari jumlah sebelumnya 1.282.936 tabung per bulan. Pasalnya, setelah kenaikan elpiji 12 kilogram permintaan terhadap gas subsidi meningkat 10 persen dari jumlah penggunaan warga di Cianjur.
Direktur Agen Elpiji PT Dwi Bagja Utama Cianjur, Lilis Boy, menilai kuota sebanyak 1.282.936 tabung per bulan belum dapat memenuhi kebutuhan warga.
"Sejak kenaikan elpiji 12 kilogram permintaan gas subsidi dari konsumen kian melonjak. Belum lagi, banyak warga yang mempunyai lebih dari satu tabung elpiji 3 kilogram," katanya.
Dia menuturkan, warga di Cianjur sekitar 2 juta jiwa dan dari 50 persennya menggunakan gas bersubsidi ditambah satu orang mempunyai dua tabung, bahkan ada yang tiga tabung.
Selain itu, jelas dia, warga yang mampu saat ini, banyak yang beralih dari gas non subsidi ke gas bersubsidi. Sehingga, permintaan dari konsumen melonjak hampir setiap bulannya.
"Jadi wajar menurut kami, kalau di Cianjur kerap terjadi kelangkaan dan mengakibatkan harga elpiji 3 kilogram melonjak tajam di pasaran. Belum lagi ada beberapa rumah makan yang tergolong menengah ke atas menggunakan gas bersubsidi," ungkapnya.
Selama ini perbandingan harga gas non subsidi ke gas subsidi cukup jauh. Dimana pihaknya menjual elpiji 12 kilogram Rp105 ribu per tabung, sedangkan tiga kilogram sesuai HET Rp13.250 per tabung.
Hal senada terucap dari pemilik pangkalan elpiji 3 kilogram di sejumlah tempat di Cianjur, mereka mengaku, setelah harga elpiji 12 kilogram naik, permintaan elpiji 3 kilogram mengalami peningkatan.
Untuk mengantisipasi, pihaknya membatasi jumlah pembelian elpiji 3 pada pemilik warung atau pedagang eceran yang biasa membeli lima tabung, hanya diberi dua sampai tiga tabung.
"Karena pasokan dari agen belum ada tambahan kami terpaksa membatasi penjualan. Hal tersebut kami lakukan biar semua langganan kebagian dan tidak kesulitan," kata Ryan pemilik pangkalan di Kecamatan Cianjur.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Cianjur, Judi Adi Nugroho, mengatakan, kuota elpiji 3 kilogram pada 2014 telah ditambah dari tahun sebelumnya.
Biasanya Cianjur mendapat jatah 1.134.907 tabung per bulan, saat ini bertambah 10 persen menjadi 1.282.936 tabung per bulan. Sehingga pihaknya menilai jatah tersebut sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
"Kuota gas bersubsidi ini telah dihitung sesuai kebutuhan rumah tangga dan usaha mikro. Meski saat ini memang ada peningkatan permintaan tapi PT Pertamina sudah menambah kuota 10 persen dari tahun sebelumnya," katanya.***2***
Fikri
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014
Mereka mengharapkan kuota gas bersubsidi tersebut kembali ditambah sebanyak 20 persen, dari jumlah sebelumnya 1.282.936 tabung per bulan. Pasalnya, setelah kenaikan elpiji 12 kilogram permintaan terhadap gas subsidi meningkat 10 persen dari jumlah penggunaan warga di Cianjur.
Direktur Agen Elpiji PT Dwi Bagja Utama Cianjur, Lilis Boy, menilai kuota sebanyak 1.282.936 tabung per bulan belum dapat memenuhi kebutuhan warga.
"Sejak kenaikan elpiji 12 kilogram permintaan gas subsidi dari konsumen kian melonjak. Belum lagi, banyak warga yang mempunyai lebih dari satu tabung elpiji 3 kilogram," katanya.
Dia menuturkan, warga di Cianjur sekitar 2 juta jiwa dan dari 50 persennya menggunakan gas bersubsidi ditambah satu orang mempunyai dua tabung, bahkan ada yang tiga tabung.
Selain itu, jelas dia, warga yang mampu saat ini, banyak yang beralih dari gas non subsidi ke gas bersubsidi. Sehingga, permintaan dari konsumen melonjak hampir setiap bulannya.
"Jadi wajar menurut kami, kalau di Cianjur kerap terjadi kelangkaan dan mengakibatkan harga elpiji 3 kilogram melonjak tajam di pasaran. Belum lagi ada beberapa rumah makan yang tergolong menengah ke atas menggunakan gas bersubsidi," ungkapnya.
Selama ini perbandingan harga gas non subsidi ke gas subsidi cukup jauh. Dimana pihaknya menjual elpiji 12 kilogram Rp105 ribu per tabung, sedangkan tiga kilogram sesuai HET Rp13.250 per tabung.
Hal senada terucap dari pemilik pangkalan elpiji 3 kilogram di sejumlah tempat di Cianjur, mereka mengaku, setelah harga elpiji 12 kilogram naik, permintaan elpiji 3 kilogram mengalami peningkatan.
Untuk mengantisipasi, pihaknya membatasi jumlah pembelian elpiji 3 pada pemilik warung atau pedagang eceran yang biasa membeli lima tabung, hanya diberi dua sampai tiga tabung.
"Karena pasokan dari agen belum ada tambahan kami terpaksa membatasi penjualan. Hal tersebut kami lakukan biar semua langganan kebagian dan tidak kesulitan," kata Ryan pemilik pangkalan di Kecamatan Cianjur.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Cianjur, Judi Adi Nugroho, mengatakan, kuota elpiji 3 kilogram pada 2014 telah ditambah dari tahun sebelumnya.
Biasanya Cianjur mendapat jatah 1.134.907 tabung per bulan, saat ini bertambah 10 persen menjadi 1.282.936 tabung per bulan. Sehingga pihaknya menilai jatah tersebut sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
"Kuota gas bersubsidi ini telah dihitung sesuai kebutuhan rumah tangga dan usaha mikro. Meski saat ini memang ada peningkatan permintaan tapi PT Pertamina sudah menambah kuota 10 persen dari tahun sebelumnya," katanya.***2***
Fikri
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014