Antarajawabarat.com, 3/1 - Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Bandung di Jalan Pelajar Pejuang Kota Bandung diserbu calon peserta dari kalangan umum.
"Saya datang ke BPJS Kesehatan untuk mendaftar menjadi peserta sekaligus membayar iuran pertamanya. Antre juga tidak apa-apa lah yang penting lancar," kata Sudirman (55) warga Cibangkong Kecamatan Maleer Kota Bandung, Kamis.
Sudirman datang beserta ratusan warga Kota Bandung lainnya untuk mendaftar pada hari pertama beroperasinya BPJS Kesehatan setelah bertransformasi dari PT Askes (Persero).
Kantor BPJS Kesehatan Bandung menggunakan fasilitas bangunan Askes lama di Jalan Pelajar Pejuang Kota Bandung. Hanya saja di hari pertama operasional BPJS Kesehatan itu suasana di kantor itu lebih sibuk dari hari-hari biasanya.
Warga yang datang adalah untuk mendaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan sekaligus menjadi peserta di awal-awal perusahaan yang dulu hanya melayani PNS, TNI, Polri dan pegawan BUMN tersebut.
Selain untuk mendaftar untuk menjadi peserta jaminan sosial secara individu, mereka juga datang untuk sekedar menanyakan persyaratan dan tata cara pendaftaran. Akibatnya kantor bercat putih dan hijau itu dipenuhi oleh warga sehingga terjadi antrian panjang.
Tidak sedikit yang mengurungkan niatnya karena enggan mengantre dan memilih untuk mendaftar pada hari lain.
"Antreannya panjang, nanti sajalah kan masih bisa. Maunya sih sekarang ini biar segera beres," kata Sudirman yang mantan karyawan bank itu.
Ia menyebutkan akan mendaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan untuk kelas dua dengan besaran iuran Rp42.500 per bulan. Padahal ia sangat berharap bisa menjadi peserta untuk kategori I namun ia mengaku berat karena iuranya Rp59.500 per bulan.
"Saya daftar untuk kategori II saja yang bisa terjangkau," katanya.
Lain halnya dengan Nita yang mengaku telah mengantre, namun ia tidak bisa langsung menjadi peserta karena harus menyetor iuran pertama, padahal ia tidak punya uang. Ia harus membayar preminya pertama Rp25.000 untuk iuran bulan pertamanya.
"Saya nggak punya uang, juga tidak punya Surat Keternagan Tidak Mampu (SKTM) padahal saya sangat membutuhkannya," kata Nita.
Kepala Pemasaran dan Kepesertaan BPJS kesehatan Divre 5 Jabar, Cecep Heri Suhendar dan Kepala Pemasaran BPJS Kesehatan Jabar menyatakan pada hari pertama operasional BPJS Kesehatan tahun 2014 pihaknya langsung menggenjot kinerja terutama dalam pendaftaran dan registrasi.
Salah satunya mengantisipasi bludakan calon pendaftar peserta BPJS kesehatan dari kalangan umum.
"Kami sudah melakukan antisipasi, bakan sejak H-7 sudah disiapkan. Infrastruktur dan jaringannya sudah disiapkan pula dengan sistem sesuai dengan kebutuhan," katanya.
Ia menyebutkan, siap melayani masyarakat melalui program yang diusung oleh BPJS Kesehatan, terutama dalam pelayanan jaminan kesehatan masyarakat, termasuk menerima limpahan 1,1 juta peserta Jamsostek yang sebelumnya ditangani oleh PT Jamsostek Persero.
"Dari 3.000 perusahaan di Jabar, baru sekitar 250 perusahaan yang sudah daftar dan registrasi ulang," kata Cecep.
Ia menyebutkan iuran BPJS Kesehatan sangat murah bila dibandingkan dengan iuran asuransi perusahaan lain.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014
"Saya datang ke BPJS Kesehatan untuk mendaftar menjadi peserta sekaligus membayar iuran pertamanya. Antre juga tidak apa-apa lah yang penting lancar," kata Sudirman (55) warga Cibangkong Kecamatan Maleer Kota Bandung, Kamis.
Sudirman datang beserta ratusan warga Kota Bandung lainnya untuk mendaftar pada hari pertama beroperasinya BPJS Kesehatan setelah bertransformasi dari PT Askes (Persero).
Kantor BPJS Kesehatan Bandung menggunakan fasilitas bangunan Askes lama di Jalan Pelajar Pejuang Kota Bandung. Hanya saja di hari pertama operasional BPJS Kesehatan itu suasana di kantor itu lebih sibuk dari hari-hari biasanya.
Warga yang datang adalah untuk mendaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan sekaligus menjadi peserta di awal-awal perusahaan yang dulu hanya melayani PNS, TNI, Polri dan pegawan BUMN tersebut.
Selain untuk mendaftar untuk menjadi peserta jaminan sosial secara individu, mereka juga datang untuk sekedar menanyakan persyaratan dan tata cara pendaftaran. Akibatnya kantor bercat putih dan hijau itu dipenuhi oleh warga sehingga terjadi antrian panjang.
Tidak sedikit yang mengurungkan niatnya karena enggan mengantre dan memilih untuk mendaftar pada hari lain.
"Antreannya panjang, nanti sajalah kan masih bisa. Maunya sih sekarang ini biar segera beres," kata Sudirman yang mantan karyawan bank itu.
Ia menyebutkan akan mendaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan untuk kelas dua dengan besaran iuran Rp42.500 per bulan. Padahal ia sangat berharap bisa menjadi peserta untuk kategori I namun ia mengaku berat karena iuranya Rp59.500 per bulan.
"Saya daftar untuk kategori II saja yang bisa terjangkau," katanya.
Lain halnya dengan Nita yang mengaku telah mengantre, namun ia tidak bisa langsung menjadi peserta karena harus menyetor iuran pertama, padahal ia tidak punya uang. Ia harus membayar preminya pertama Rp25.000 untuk iuran bulan pertamanya.
"Saya nggak punya uang, juga tidak punya Surat Keternagan Tidak Mampu (SKTM) padahal saya sangat membutuhkannya," kata Nita.
Kepala Pemasaran dan Kepesertaan BPJS kesehatan Divre 5 Jabar, Cecep Heri Suhendar dan Kepala Pemasaran BPJS Kesehatan Jabar menyatakan pada hari pertama operasional BPJS Kesehatan tahun 2014 pihaknya langsung menggenjot kinerja terutama dalam pendaftaran dan registrasi.
Salah satunya mengantisipasi bludakan calon pendaftar peserta BPJS kesehatan dari kalangan umum.
"Kami sudah melakukan antisipasi, bakan sejak H-7 sudah disiapkan. Infrastruktur dan jaringannya sudah disiapkan pula dengan sistem sesuai dengan kebutuhan," katanya.
Ia menyebutkan, siap melayani masyarakat melalui program yang diusung oleh BPJS Kesehatan, terutama dalam pelayanan jaminan kesehatan masyarakat, termasuk menerima limpahan 1,1 juta peserta Jamsostek yang sebelumnya ditangani oleh PT Jamsostek Persero.
"Dari 3.000 perusahaan di Jabar, baru sekitar 250 perusahaan yang sudah daftar dan registrasi ulang," kata Cecep.
Ia menyebutkan iuran BPJS Kesehatan sangat murah bila dibandingkan dengan iuran asuransi perusahaan lain.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2014