Pengurus Pusat Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) - Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Ratri Kartikaningtyas mengatakan salah satu cara untuk memberikan pemahaman kepada anak mengenai bahaya kekerasan seksual adalah mendiskusikannya dengan anak.

"Ngobrol. Kita bisa bercerita tentang perasaan kita saat mendengar suatu kasus. Ibu sedih banget, takut. Menurutmu (kasus itu) bagaimana?," kata Ratri Kartikaningtyas dalam media talk bertajuk "Mencegah Kekerasan Seksual Dimulai dari Keluarga", di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, pembicaraan dengan anak tentang perasaan yang dirasakan orang tua terhadap suatu kasus atau kejadian tertentu adalah reaksi yang sehat.

"Anak diajak kerja sama untuk membangun sistem yang aman untuk dirinya sendiri," kata Ratri Kartikaningtyas.

Namun, alih-alih orang tua mengungkapkan ketakutan yang mereka rasakan kepada anak, kata Ratri, mereka seringkali langsung memberikan reaksi yang impulsif.

"Dik, jangan begini. Jangan begitu. Harus begini, harus begitu, yang berupa larangan, pembatasan-pembatasan," ujarnya mencontohkan reaksi impulsif.

Ia mengatakan, percakapan orang tua dan anak yang membahas suatu peristiwa di media sosial ataupun kejadian sehari-hari akan membuat anak menjadi lebih paham dan waspada terhadap ancaman kekerasan seksual.

"Apalagi untuk anak yang beranjak remaja, pengaruh teman sebaya itu kan sangat kuat. Maka dari itu kita ajak anak diskusi," katanya.




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Psikolog: Diskusi dengan anak cara edukasi bahaya kekerasan seksual

Pewarta: Anita Permata Dewi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023