Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letjen TNI Suharyanto memberikan bantuan operasional penanganan darurat bencana kekeringan berupa dana siap pakai, mobil dapur umum, dan paket makanan siap saji kepada beberapa perwakilan pemerintah daerah di Pemprov Jabar.
"Bantuan dana siap pakai (DSP) sebanyak Rp500 juta diberikan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar). Kemudian DSP senilai Rp250 juta kepada Pemerintah Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Subang, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Cianjur, serta Rp750 juta untuk Kota Cimahi," ujar Suharyanto dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Kamis (24/8) malam.
Selanjutnya, kata dia. bantuan dukungan peralatan berupa mobil dapur umum diberikan kepada Kota Cimahi, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Kuningan. Kemudian 200 paket makanan siap saji untuk Kabupaten Subang.
"BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) tidak hanya membangun kembali kerusakan infrastruktur atau bangunan yang terdampak bencana, namun turut memulihkan mata pencaharian dan perekonomian masyarakat,." katanya saat Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Rehabilitasi Rekonstruksi Wilayah Jawa Barat, di Kabupaten Subang, Kamis.
Dalam rapat ini, kata dia, BNPB menampilkan produk hasil pendampingan pemulihan sosial, ekonomi, dan sumber daya alam kepada masyarakat terdampak bencana yang menjadi salah satu program BNPB dalam membangun kembali daya lenting masyarakat, berupa minuman kopi, minuman jahe, makanan ringan, pakaian, kain, kerajinan tangan, dan lain sebagainya.
Ke depan, ujar dia, diharapkan BPBD yang berada di wilayah Jawa Barat dapat mencontoh dan meniru program tersebut agar bisa dilakukan terhadap warga terdampak bencana di Jawa Barat.
BNBP mencatat kejadian bencana di Indonesia hingga kini berjumlah 2.657 bencana, sedangkan Jawa Barat sudah terjadi 458 kejadian sehingga Jawa Barat merupakan provinsi yang paling tinggi kejadian bencananya di Indonesia, kata Suharyanto.
Sebelumnya, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menyebutkan lebih dari 1.000 hektare areal persawahan mengalami kekeringan pada musim kemarau panjang sebagai dampak fenomena El Nino.
"Dampak kemarau tidak terhindarkan. Ya sekarang sudah banyak areal sawah yang kekeringan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Asep Hazar di Karawang, Rabu.
Ia mengatakan, areal sawah yang dilanda kekeringan tersebar di sejumlah kecamatan sekitar Karawang. Namun yang terbanyak berada di Kecamatan Banyusari dan Pakisjaya.
Untuk areal sawah di kecamatan lain seperti di Batujaya, Rawamerta, Tirtajaya, Rengasdengklok, Cibuaya, Pedes, Kutawaluya, dan kecamatan lainnya yang mengalami kekeringan hanya per spot.
Sawah yang kekeringan di Kecamatan Banyusari dan Pakisjaya cukup luas, berada dalam satu kesatuan hamparan ratusan hektare sawah.
Asep Hazar mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan Perusahaan Jasa Tirta II Jatiluhur terkait suplai air di saluran irigasi. Kini di beberapa daerah cukup aman pasokan airnya.
Namun itu hanya bisa dimanfaatkan untuk mengairi areal sawah yang dekat dengan saluran irigasi. Untuk mengairi areal sawah yang jauh dari irigasi, petani tetap harus menggunakan pompa.
Dalam mengantisipasi dampak El Nino, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang melakukan sejumlah langkah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Bantuan dana siap pakai (DSP) sebanyak Rp500 juta diberikan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar). Kemudian DSP senilai Rp250 juta kepada Pemerintah Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Subang, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Cianjur, serta Rp750 juta untuk Kota Cimahi," ujar Suharyanto dalam keterangannya disiarkan di Jakarta, Kamis (24/8) malam.
Selanjutnya, kata dia. bantuan dukungan peralatan berupa mobil dapur umum diberikan kepada Kota Cimahi, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Kuningan. Kemudian 200 paket makanan siap saji untuk Kabupaten Subang.
"BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) tidak hanya membangun kembali kerusakan infrastruktur atau bangunan yang terdampak bencana, namun turut memulihkan mata pencaharian dan perekonomian masyarakat,." katanya saat Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Rehabilitasi Rekonstruksi Wilayah Jawa Barat, di Kabupaten Subang, Kamis.
Dalam rapat ini, kata dia, BNPB menampilkan produk hasil pendampingan pemulihan sosial, ekonomi, dan sumber daya alam kepada masyarakat terdampak bencana yang menjadi salah satu program BNPB dalam membangun kembali daya lenting masyarakat, berupa minuman kopi, minuman jahe, makanan ringan, pakaian, kain, kerajinan tangan, dan lain sebagainya.
Ke depan, ujar dia, diharapkan BPBD yang berada di wilayah Jawa Barat dapat mencontoh dan meniru program tersebut agar bisa dilakukan terhadap warga terdampak bencana di Jawa Barat.
BNBP mencatat kejadian bencana di Indonesia hingga kini berjumlah 2.657 bencana, sedangkan Jawa Barat sudah terjadi 458 kejadian sehingga Jawa Barat merupakan provinsi yang paling tinggi kejadian bencananya di Indonesia, kata Suharyanto.
Sebelumnya, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menyebutkan lebih dari 1.000 hektare areal persawahan mengalami kekeringan pada musim kemarau panjang sebagai dampak fenomena El Nino.
"Dampak kemarau tidak terhindarkan. Ya sekarang sudah banyak areal sawah yang kekeringan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Asep Hazar di Karawang, Rabu.
Ia mengatakan, areal sawah yang dilanda kekeringan tersebar di sejumlah kecamatan sekitar Karawang. Namun yang terbanyak berada di Kecamatan Banyusari dan Pakisjaya.
Untuk areal sawah di kecamatan lain seperti di Batujaya, Rawamerta, Tirtajaya, Rengasdengklok, Cibuaya, Pedes, Kutawaluya, dan kecamatan lainnya yang mengalami kekeringan hanya per spot.
Sawah yang kekeringan di Kecamatan Banyusari dan Pakisjaya cukup luas, berada dalam satu kesatuan hamparan ratusan hektare sawah.
Asep Hazar mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan Perusahaan Jasa Tirta II Jatiluhur terkait suplai air di saluran irigasi. Kini di beberapa daerah cukup aman pasokan airnya.
Namun itu hanya bisa dimanfaatkan untuk mengairi areal sawah yang dekat dengan saluran irigasi. Untuk mengairi areal sawah yang jauh dari irigasi, petani tetap harus menggunakan pompa.
Dalam mengantisipasi dampak El Nino, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang melakukan sejumlah langkah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023