Harga emas melemah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk hari ketiga berturut-turut, tertekan oleh meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar AS yang lebih kuat menyusul penurunan peringkat kredit AS oleh Fitch Ratings.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange merosot 6,20 dolar AS atau 0,31 persen menjadi menetap pada 1.968,80 dolar AS per ounce, setelah menyentuh tertinggi sesi di 1.974,50 dolar AS dan terendah sesi di 1.964,50 dolar AS.
Emas berjangka tergelincir 3,80 dolar AS atau 0,19 persen menjadi 1.975,00 dolar AS pada Rabu (2/8/2023), setelah anjlok 30,40 dolar AS atau 1,5 persen menjadi 1.978,80 dolar AS pada Selasa (1/8/2023), dan terangkat 9,30 dolar AS atau 0,5 persen menjadi 2.009,20 dolar AS pada Senin (31/7/2023).
Harga emas telah terlihat sedikit meredup minggu ini, diperdagangkan jauh di atas posisi terendah akhir Juni di sekitar 1.910 dolar AS, ketika dolar AS yang lebih kuat dan imbal hasil obligasi pemerintah yang meningkat mengancam akan mendorongnya lebih rendah lagi.
Keputusan Fitch Ratings untuk menurunkan peringkat kredit AS dari AAA menjadi AA+ dan rencana Departemen Keuangan untuk menerbitkan utang 1 triliun dolar AS selama kuartal ketiga memicu kecemasan yang mendorong imbal hasil obligasi lebih tinggi pada Kamis (3/8/2023).
Imbal hasil AS naik lagi pada Kamis (3/8/2023), mendorong suku bunga 10 dan 30 tahun lebih jauh ke level tertinggi sejak November 2022, menurut data FactSet. Imbak hasil pada obligasi pemerintah 10-tahun naik 11 basis poin menjadi 4,185 persen dari 4,077 persen pada Rabu (2/8/2023) sore.
"Penurunan peringkat Fitch telah menghidupkan kembali reli dolar. Sebagai langkah pertama, investor menyingkirkan aset-aset terlemah dalam portofolio mereka dengan membeli obligasi pemerintah dan dolar yang lebih likuid," kata Alex Kuptsikevich, analis pasar senior di FxPro.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas jatuh lagi karena imbal hasil obligasi AS naik dan dolar kuat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange merosot 6,20 dolar AS atau 0,31 persen menjadi menetap pada 1.968,80 dolar AS per ounce, setelah menyentuh tertinggi sesi di 1.974,50 dolar AS dan terendah sesi di 1.964,50 dolar AS.
Emas berjangka tergelincir 3,80 dolar AS atau 0,19 persen menjadi 1.975,00 dolar AS pada Rabu (2/8/2023), setelah anjlok 30,40 dolar AS atau 1,5 persen menjadi 1.978,80 dolar AS pada Selasa (1/8/2023), dan terangkat 9,30 dolar AS atau 0,5 persen menjadi 2.009,20 dolar AS pada Senin (31/7/2023).
Harga emas telah terlihat sedikit meredup minggu ini, diperdagangkan jauh di atas posisi terendah akhir Juni di sekitar 1.910 dolar AS, ketika dolar AS yang lebih kuat dan imbal hasil obligasi pemerintah yang meningkat mengancam akan mendorongnya lebih rendah lagi.
Keputusan Fitch Ratings untuk menurunkan peringkat kredit AS dari AAA menjadi AA+ dan rencana Departemen Keuangan untuk menerbitkan utang 1 triliun dolar AS selama kuartal ketiga memicu kecemasan yang mendorong imbal hasil obligasi lebih tinggi pada Kamis (3/8/2023).
Imbal hasil AS naik lagi pada Kamis (3/8/2023), mendorong suku bunga 10 dan 30 tahun lebih jauh ke level tertinggi sejak November 2022, menurut data FactSet. Imbak hasil pada obligasi pemerintah 10-tahun naik 11 basis poin menjadi 4,185 persen dari 4,077 persen pada Rabu (2/8/2023) sore.
"Penurunan peringkat Fitch telah menghidupkan kembali reli dolar. Sebagai langkah pertama, investor menyingkirkan aset-aset terlemah dalam portofolio mereka dengan membeli obligasi pemerintah dan dolar yang lebih likuid," kata Alex Kuptsikevich, analis pasar senior di FxPro.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas jatuh lagi karena imbal hasil obligasi AS naik dan dolar kuat
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023