Dokter ahli onkologi dari RSUPN Cipto Mangunkusumo DR. Dr. Andhika Rachman, SpPD-KHOM, FINASIM mengatakan pemberian dua antibodi monoklonal, yaitu pertuzumab dan trastuzumab, yang digabungkan dalam satu suntikan dapat mempersingkat waktu terapi kanker payudara HER2-positif.

"Hari ini ada obat yang namanya pertuzumab dan trastuzumab yang dikombinasi dalam bentuk satu suntikan, Phesgo namanya. Secara cost, dia efektif. Juga secara waktu, dia efektif sehingga mereduksi waktu tunggu yang panjang," kata Andhika di Jakarta, Jumat.

Kanker payudara jenis HER2-positif membutuhkan pengobatan tidak hanya kemoterapi melainkan terapi antibodi monoklonal. Umumnya, terapi antibodi monoklonal diberikan melalui infus intravena dengan waktu tunggu yang cukup lama.

Andhika mengatakan penatalaksanaan kanker payudara HER2-positif telah berkembang yang menggabungkan antibodi monoklonal pertuzumab dan trastuzumab dengan enzim hialuronidase dalam bentuk injeksi. Enzim hialuronidase membantu untuk mengurangi tegangan permukaan sehingga lebih mudah masuk di bawah kulit.

"Kalau nggak pakai obat tambahan enzim hialuronidase, dia (efeknya) benjol (pada permukaan kulit pasca-injeksi). Tetapi setelah diberikan enzim hialuronidase ini, dia nggak muncul bengkaknya," katanya.





Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Suntik pertuzumab-trastuzumab pangkas waktu terapi kanker payudara

Pewarta: Rizka Khaerunnisa

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023