Seorang Kepala Desa Ciasem Baru, Kabupaten Subang, Jabar, bernama Indah Aprianti, mendadak viral setelah videonya melawan seorang pria yang menolak proyek pembangunan jalan, tersebar luas di media sosial selama beberapa pekan terakhir.
"Proyek jalan yang sedang dikerjakan itu sepanjang 250 meter," kata Indah, saat dihubungi di Subang, Minggu.
Ia menyebutkan kalau peristiwa itu direkam serta dibagikan ke media sosial, karena merasa lelah dan kesal atas ulah oknum warganya. Padahal diakuinya kalau ia tulus dan transparan memimpin desa.
Kericuhan bermula saat pada Minggu pekan lalu seorang oknum warga, Sahidin, datang sambil marah-marah ke lokasi proyek pembangunan jalan yang dikerjakan Pemerintah Desa Ciasem Baru, Kecamatan Ciasem, Subang.
Sahidin yang dikenal sebagai salah satu anggota ormas dan sering mengaku wartawan, saat itu menghentikan proyek pembangunan jalan, karena tidak mau jalan dibangun dengan lebar 3 meter, tapi harus 3,5 meter.
Saat itu Indah menjelaskan bahwa kesepakatan pembangunan telah melalui sejumlah musyawarah.
“Memang ada di situ 3,5 meter karena tidak ada bahu jalan, kemudian jalan di situ semakin mengerucut. Kalau yang 3,5 meter itu kanan kirinya sawah, nah yang saya mau bangun itu kanan kirinya rumah penduduk sudah tidak mungkin 3,5 meter nanti bisa kena tiang listrik dan sebagainya,” katanya.
Untuk menghindari kericuhan, Indah kemudian meminta warga lain untuk berkumpul. Hasilnya warga meminta jalan tetap dikerjakan dengan lebar 3 meter sesuai dengan perhitungan awal. Bahkan warga sukarela pasang badan dengan menandatangani kesepakatan.
“Waktu kami jelaskan soal kenapa hanya 3 meter lebarnya, dia (Sahidin) pergi sambil marah-marah,” kata Indah.
Menurut Indah, bukan kali ini saja Sahidin berulah seperti itu. Indah sering didatangi diminta uang oleh Sahidin yang datang mengaku sebagai wartawan.
“Ujungnya ya minta uang. Pernah ngasih uang Rp200 ribu, itu pun marah-marah karena mintanya Rp500 ribu,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Proyek jalan yang sedang dikerjakan itu sepanjang 250 meter," kata Indah, saat dihubungi di Subang, Minggu.
Ia menyebutkan kalau peristiwa itu direkam serta dibagikan ke media sosial, karena merasa lelah dan kesal atas ulah oknum warganya. Padahal diakuinya kalau ia tulus dan transparan memimpin desa.
Kericuhan bermula saat pada Minggu pekan lalu seorang oknum warga, Sahidin, datang sambil marah-marah ke lokasi proyek pembangunan jalan yang dikerjakan Pemerintah Desa Ciasem Baru, Kecamatan Ciasem, Subang.
Sahidin yang dikenal sebagai salah satu anggota ormas dan sering mengaku wartawan, saat itu menghentikan proyek pembangunan jalan, karena tidak mau jalan dibangun dengan lebar 3 meter, tapi harus 3,5 meter.
Saat itu Indah menjelaskan bahwa kesepakatan pembangunan telah melalui sejumlah musyawarah.
“Memang ada di situ 3,5 meter karena tidak ada bahu jalan, kemudian jalan di situ semakin mengerucut. Kalau yang 3,5 meter itu kanan kirinya sawah, nah yang saya mau bangun itu kanan kirinya rumah penduduk sudah tidak mungkin 3,5 meter nanti bisa kena tiang listrik dan sebagainya,” katanya.
Untuk menghindari kericuhan, Indah kemudian meminta warga lain untuk berkumpul. Hasilnya warga meminta jalan tetap dikerjakan dengan lebar 3 meter sesuai dengan perhitungan awal. Bahkan warga sukarela pasang badan dengan menandatangani kesepakatan.
“Waktu kami jelaskan soal kenapa hanya 3 meter lebarnya, dia (Sahidin) pergi sambil marah-marah,” kata Indah.
Menurut Indah, bukan kali ini saja Sahidin berulah seperti itu. Indah sering didatangi diminta uang oleh Sahidin yang datang mengaku sebagai wartawan.
“Ujungnya ya minta uang. Pernah ngasih uang Rp200 ribu, itu pun marah-marah karena mintanya Rp500 ribu,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023