Tercegang, heran, itu lah yang dirasakan oleh Koki asal Qatar yang dijuluki "The Captain Chef" Hassan Abdullah Alibrahim, saat mengetahui harga tauge murah saat berkunjung di Pasar Petisah, Medan, sebagai bagian dari perjalanan kuliner "Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture".
"Di Qatar harganya di kisaran 12 dolar (sekitar Rp180 ribu) per 15 gram. Mahal karena kami impor," ujar Hassan kepada ANTARA di Pasar Petisah, Medan, Minggu.
Adapun harga tauge per kilogram di Kota Medan tidak lebih dari Rp13 ribu per kilogram.
Menanggapi hal itu, dengan bercanda, koki dari Indonesia yang juga pemenang "MasterChef Indonesia" musim kesembilan Muhammad Arsyan Dwianto menawarkan kepada Hassan agar Qatar mendatangkan tauge dari Medan.
Mendengar jawaban Arsyan, Hassan pun tertawa lepas.
Saat datang ke Pasar Petisah, bersama rekannya yang juga juru masak ternama Qatar Noof Ali Marri, Hassan memang banyak berinteraksi, baik dengan pedagang maupun para pendampingnya.
Hassan juga sempat melakukan hal di luar dugaan yaitu membawa sendiri becak mesin (becak bermotor) masuk ke Pasar Petisah.
Padahal, pria yang juga berprofesi pilot itu diminta untuk duduk di kursi penumpang. Tindakan itu mengejutkan orang yang melihat, tetapi Hassan dapat mengendalikan kendaraannya dengan baik.
Di Pasar Petisah, Hassan dan Noof melihat beragam sayuran, buah, bumbu dan rempah-rempah.
Bukan cuma itu, mereka juga mencicipi buah yang dijual di Petisah misalnya terung belanda, tomat dan mangga.
Saat datang ke Pasar Petisah, Hassan dan Noof didampingi oleh salah satu koki Indonesia Muhammad Arsyan Dwianto. Arsyan merupakan peringkat ketiga ajang adu masak "MasterChef" kesembilan (2022).
Selain Arsyan, mereka pun ditemani Santhi Serad, Koordinator Program untuk Iftar dan Culinary Journey Qatar-Indonesia dan salah satu pendiri Aku Cinta Makanan Indonesia (ACMI).
Perjalanan kuliner atau "culinary journey" yang dilakukan Hassan Abdullah Alibrahim dan Noof Al Marri menjadi bagian dari program budaya tahunan Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di tiga kota wilayah Indonesia yakni Papua pada 19-24 Juni 2023, Medan (24-26 Juni 2023) dan Bali (27 Juni-2 Juli 2023).
Di Medan, ada beberapa rangkaian acara yang dijalani para koki tersebut, mulai dari kunjungan ke pasar tradisional Petisah, lokakarya masak di SMK Negeri 14 Medan sampai memasak penganan tradisional Batak di rumah salah satu warga.
Mengunjungi Papua
Pada Rabu, 21 Juni 2023, Hassan Abdullah Alibrahim melakukan kunjungan ke Papua guna melihat langsung proses pengelolaan sagu yang merupakan bahan dasar makanan asli Bumi Cenderawasih itu, yakni papeda.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Di Qatar harganya di kisaran 12 dolar (sekitar Rp180 ribu) per 15 gram. Mahal karena kami impor," ujar Hassan kepada ANTARA di Pasar Petisah, Medan, Minggu.
Adapun harga tauge per kilogram di Kota Medan tidak lebih dari Rp13 ribu per kilogram.
Menanggapi hal itu, dengan bercanda, koki dari Indonesia yang juga pemenang "MasterChef Indonesia" musim kesembilan Muhammad Arsyan Dwianto menawarkan kepada Hassan agar Qatar mendatangkan tauge dari Medan.
Mendengar jawaban Arsyan, Hassan pun tertawa lepas.
Saat datang ke Pasar Petisah, bersama rekannya yang juga juru masak ternama Qatar Noof Ali Marri, Hassan memang banyak berinteraksi, baik dengan pedagang maupun para pendampingnya.
Hassan juga sempat melakukan hal di luar dugaan yaitu membawa sendiri becak mesin (becak bermotor) masuk ke Pasar Petisah.
Padahal, pria yang juga berprofesi pilot itu diminta untuk duduk di kursi penumpang. Tindakan itu mengejutkan orang yang melihat, tetapi Hassan dapat mengendalikan kendaraannya dengan baik.
Di Pasar Petisah, Hassan dan Noof melihat beragam sayuran, buah, bumbu dan rempah-rempah.
Bukan cuma itu, mereka juga mencicipi buah yang dijual di Petisah misalnya terung belanda, tomat dan mangga.
Saat datang ke Pasar Petisah, Hassan dan Noof didampingi oleh salah satu koki Indonesia Muhammad Arsyan Dwianto. Arsyan merupakan peringkat ketiga ajang adu masak "MasterChef" kesembilan (2022).
Selain Arsyan, mereka pun ditemani Santhi Serad, Koordinator Program untuk Iftar dan Culinary Journey Qatar-Indonesia dan salah satu pendiri Aku Cinta Makanan Indonesia (ACMI).
Perjalanan kuliner atau "culinary journey" yang dilakukan Hassan Abdullah Alibrahim dan Noof Al Marri menjadi bagian dari program budaya tahunan Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di tiga kota wilayah Indonesia yakni Papua pada 19-24 Juni 2023, Medan (24-26 Juni 2023) dan Bali (27 Juni-2 Juli 2023).
Di Medan, ada beberapa rangkaian acara yang dijalani para koki tersebut, mulai dari kunjungan ke pasar tradisional Petisah, lokakarya masak di SMK Negeri 14 Medan sampai memasak penganan tradisional Batak di rumah salah satu warga.
Mengunjungi Papua
Pada Rabu, 21 Juni 2023, Hassan Abdullah Alibrahim melakukan kunjungan ke Papua guna melihat langsung proses pengelolaan sagu yang merupakan bahan dasar makanan asli Bumi Cenderawasih itu, yakni papeda.
Ketua Aku Cinta Makanan Indonesia (ACMI), Santhi Serad di Jayapura, Rabu, mengatakan untuk kegiatan Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture, pihaknya memperkenalkan beberapa budaya, salah satunya dari Papua.
“Untuk tahun ini kami memiliki tiga tempat yakni Medan, Bali dan Papua. Dan Papua menjadi salah satu tempat kunjungan kami yang pertama,” katanya.
Menurut Santhi, memilih Papua karena pihaknya melihat bahwa Indonesia memiliki 17 ribu pulau dengan berbagai macam keanekaragaman hayati dan budaya. Dan 70 persen kekayaan alam itu berada di daerah ini.
Sementara itu, koki asal Qatar, Hassan Al Ibrahim mengatakan pihaknya sangat senang melihat langsung bagaimana cara proses pembuatan sagu.
“Papua terkenal dengan keanekaragaman yang sangat kental serta budayanya juga masih asri sekali dan itu semua datang dari hati saat melihat proses pembuatan sagu,” katanya.
Menurut Hasan, kedatangannya ke Papua merupakan pengalaman yang berharga di mana bisa melihat langsung proses tersebut.
Jadi gizi dari sagu sendiri benar-benar sangat bagus, maka dari itu bisa menjadi pengganti karbohidrat dan sesuai dengan disertasi pangan, memiliki serat tinggi dan berharga di Papua sehingga dapat menjadi keberlangsungan,” ujarnya.
Jadi gizi dari sagu sendiri benar-benar sangat bagus, maka dari itu bisa menjadi pengganti karbohidrat dan sesuai dengan disertasi pangan, memiliki serat tinggi dan berharga di Papua sehingga dapat menjadi keberlangsungan,” ujarnya.
Sementara itu, Founder Papua Jungle Chef Charles, Toto mengatakan pihaknya merasa sangat bangga sekali kedatangan koki dari Qatar dan mau melihat proses pembuatan sagu.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: "The Captain Chef" Qatar heran harga tauge murah di Medan
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: "The Captain Chef" Qatar heran harga tauge murah di Medan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023