Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau seluruh pemerintah daerah (pemda) mulai mengambil langkah antisipatif terhadap daerah yang berpotensi mengalami kekeringan akibat fenomena El Nino.

“El Nino itu fenomena penyimpangan di Samudera Pasifik, perilakunya berbeda dari biasa. Sayangnya, perilakunya tidak selalu sama setiap tahun, kadang lebih hangat dari normalnya, kadang lebih dingin suhunya,” kata Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Supari di Jakarta, Rabu.

Supari menuturkan El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah, sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia yang memicu kekeringan.

Normalnya, kata dia, suhu lautan itu ada di kisaran 26-30 derajat Celsius. Dalam ilmu iklim dianggap sebagai sebuah sistem, maka ketika suhu laut berubah, atmosfernya akan berubah dan itu yang menyebabkan iklim di Indonesia berubah.

Ia mengatakan peluang El Nino mulai terjadi di Indonesia menguat menjadi 80 persen pada Juni. Karena itu semua pihak harus mengambil mengantisipasi kekeringan, terutama pemda yang potensi curah hujan dengan kategori rendah.


Untuk itu Supari meminta masyarakat mulai melakukan penghematan penggunaan air dalam beraktivitas sehari-hari. Sedangkan pemda diharapkan mulai mengoptimalkan fungsi infrastruktur sumber daya air untuk memastikan keandalan operasional waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya, untuk pengelolaan curah hujan dan penggunaan saat musim kemarau.

Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan diri terhadap potensi adanya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) karena berkaitan dengan curah hujan kategori rendah pada musim kemarau tahun 2023.

Sebagai bentuk peringatan dini, sejak Januari 2023 BMKG sudah mengumpulkan para ahli melalui expert forum dari ITB, IPB, dan BRIN.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG: Pemda perlu segera antisipasi potensi kekeringan akibat El Nino

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023