Antarajawabarat.com,29/8 - Sejumlah aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) berunjuk rasa didepan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung menolak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Gedebage.

"Kami meminta Pemkot Bandung untuk hentikan dan batalkan pembangunan PLTSa karena dapat menghasilkan zat racun dioxin yang membahayakan sistem saraf," kata Direktur Eksekutif Jabar Dadan Ramdan, Kamis.

Dadan juga menyebutkan pembangunan PLTSa yang berbasis teknologi pembakaran skala besar tersebut menelan dana hingga mencapai Rp127,8 M. Hal itulah menurutnya bisa menjadi beban anggaran pemkot Bandung ke depannya.

"Beban biaya jasa pengolahan mencapai Rp 350.000/ton, jika sampah yang diangkut sebesar 700-1.000 ton/hari maka biaya yang dikeluarkan mencapai 245-350 juta sehari," katanya.

Selain berdampak pada lingkungan, massa juga menilai pengelola PLTSa yang telah ditunjuk tidak ahli dan belum berpengalaman menangani dalam pembangunan PLTSa tersebut.

"Atas dasar itulah kami meminta Pemkot Bandung untuk menghentikan dan membatalkan pembangunan PLTSa itu. Pikirkan oleh pemerintah bagaimana akibat dan dampak yang akan dirasakan masyarakat Mekar Arum," kata Ketua RW Mekar Arum Ridwan.

Lebih lanjut Walhi menyebutkan bahwa penolakan tersebut berdasarkan pengalaman di Kota Harrisburg Pennsylvania AS dan Cina yang menyebabkan sebagian warga menderita penyakit syaraf otak dan kanker.

Pembangunan PLTsa tersebut merupakan kebijakan Wali Kota Bandung Dada Rosada yang dilakukan dalam rangka mengatasi permasalahan sampah di Kota Kembang.***4***

Syarif A

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013