Presiden RI Joko Widodo meyakini tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia akan turun drastis pada tahun 2024, mengingat Pemerintah sudah memiliki data spesifik individu maupun keluarga yang harus dientaskan dari masalah tersebut.

Presiden menegaskan bahwa penanggulangan kemiskinan ekstrem sudah menjadi salah satu program di periode kedua pemerintahannya dengan target nol persen pada 2024.

"Tetapi kita terkendala di (pengendalian pandemi) COVID-19 hampir dua setengah tahun. Tapi saya masih meyakini itu di 2024 akan turun drastis, karena nama dan alamat itu sudah ada semuanya," kata Jokowi dalam sesi jumpa pers selepas menghadiri pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDI Perjuangan di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa.

Pertanyaan mengenai kemiskinan ekstrem mengemuka lantaran Rakernas III PDI Perjuangan yang berlangsung 6-8 Juni 2023 mengusung tema "Fakir Miskin dan Anak Terlantar Dipelihara oleh Negara".

Menurut Presiden, keberadaan data spesifik untuk penanggulangan kemiskinan ekstrem dibarengi dengan besarnya anggaran bantuan sosial yang dimiliki Pemerintah.
"Bukan besar, tapi besar sekali, di atasnya hanya infrastruktur," tegas Jokowi.

Oleh karena itu kombinasi kedua hal tersebut memberi kemudahan dalam upaya penanggulangan kemiskinan ekstrem.

Kendati demikian, Presiden menekankan bahwa kemudahan itu harus dibarengi dengan kerja-kerja sinergis dan terkonsolidasi baik antara pemerintah pusat, kementerian/lembaga non kementerian pemerintah, maupun pemerintah daerah.

"Semuanya harus bersama-sama. Bukan barang yang sulit, tetapi memang perlu konsolidasi dan perlu waktu," ujarnya.

Pada tahun 2022 kemiskinan ekstrem di Indonesia berada pada angka 2 persen dan sedikitnya 14 provinsi masih berada di atas angka nasional.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jokowi yakin kemiskinan ekstrem turun drastis 2024

Pewarta: Gilang Galiartha

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023