Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (pemda) mengoptimalkan peran Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dalam mendukung program pengentasan kemiskinan di Indonesia.

Tito mengatakan jika semua pemda mengoptimalkan peran Baznas dengan meyakinkan para wajib zakat untuk menunaikan zakat, maka upaya pengentasan kemiskinan dapat lebih maksimal karena jumlah dana zakat melebihi dana bantuan sosial (bansos).

"Ini (potensi zakat) jauh melebihi dana bansos yang ada, melebihi total dana bantuan belanja tidak terduga yang ada dalam APBD," kata Tito dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan bahwa zakat berpotensi besar membantu program pengentasan kemiskinan sehingga perlu digali secara optimal. Menurut dia, potensi besar zakat umat Islam itu perlu dimanfaatkan untuk membantu masyarakat kurang mampu atau yang tergolong sebagai penerima zakat dalam memenuhi kebutuhan mereka.

Tito mengatakan hal itu saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja, Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Senin (10/4).

Selanjutnya, Tito juga mendorong setiap kepala daerah untuk membangun kerja sama dengan Baznas dalam mengelola dana zakat. Dengan begitu, tambahnya, zakat yang telah diterima Baznas tidak hanya disimpan, tetapi juga segera disalurkan kepada masyarakat yang berhak menerimanya.

Dalam kesempatan yang sama, dia menyebutkan beberapa indikator potensi pemetaan zakat, di antaranya zakat pertanian, zakat deposito, zakat perusahaan, dan zakat penghasilan, termasuk gaji sebagai asisten atau pejabat negara.

"Terdapat beberapa indikator potensi pemetaan zakat, di antaranya adalah zakat pertanian, zakat deposito, zakat perusahaan, dan zakat penghasilan, termasuk gaji sebagai asisten atau pejabat negara," ujar Tito.
Zakat Jabar

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil mengatakan target pengumpulan potensi zakat melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) setempat pada tahun 2023 sebesar Rp3,7 triliun.
 
"Tahun 2023 karena ekonomi sudah membaik, COVID-19 pandemi sudah surut, maka ditargetkan menurut rapat kerjanya adalah Rp3,7 triliun se-Jabar. Gabungan dari Baznas provinsi dan gabungan 27 kabupaten/kota laznas yang tergabung," kata Gubernur Ridwan Kamil, di Gedung Negara Pakuan, Kota Bandung, Senin.
 
Ditemui seusai menyerahkan zakat mal ke Baznas Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan berdasarkan catatan Dirjen Disdukcapil Kementerian Dalam Negeri, saat ini ada hampir 47 juta orang Muslim di Jawa Barat, dari total 50 juta penduduk Muslim di Jawa Barat.
 
"Dan alhamdulillah penduduk Muslim di Jawa Barat, kita semakin sejahtera dan makin taat pada syariat agama. Apa ukurannya, tahun 2022 target zakat melalui Baznas itu hanya Rp1,6 triliun ternyata melampauinya mencapai Rp2,6 triliun," kata Ridwan Kamil.
 
Pihaknya mengapresiasi Baznas Jawa Barat yang berhasil inovasi dalam rangka menghimpun dan mengelola zakat, infak serta sedekah dari umat Muslim dan bahkan beberapa waktu berhasil mendirikan Klinik Pratama Inggit Garnasih bersama pihak lainnya seperti Pemkot Bandung.
 
"Nah karena inovasinya karena penerimaan digital paling banyak maka di Baznas Award, Baznas Jabar dan Pemprov Jabar mendapatkan tujuh penghargaan dari 12 kategori. Ini prestasi luar biasa di bawah arahan kami di bawah pimpinan KH Anang Jauharuddin, sebagai Ketua Baznas Jawa Barat," kata dia.
 
Gubernur Ridwan Kamil mengemukakan, pembayaran zakat pada bulan Ramadhan bertujuan untuk menyucikan diri demi membersihkan sebagian harta yang kotor.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mendagri minta pemda optimalkan peran Baznas mengentaskan kemiskinan

Pewarta: Tri Meilani Ameliya

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023