Antarajawabarat.com,13/6 - Ekspor beras ketan hitam dari hasil panen petani Kabupaten Garut, Jawa Barat, ke Amerika Serikat (AS) dihentikan karena ada kekurangan yang belum memenuhi syarat dalam pengolahan tanam secara organik.
"Ekspor beras ketan dari Garut sudah dihentikan sejak empat bulan lalu, AS minta beras yang benar-benar organik," kata petani beras ketan hitam, Endang Solihin di Garut, Kamis.
Ia mengatakan, pembeli dari AS menilai beras ketan hitam dari Garut masih ada beberapa kekurangan mulai cara tanam sampai penggilingan gabah menjadi beras.
Pihak Amerika, kata Endang, menilai beras ketan hitam yang sudah diekspor belum memenuhi syarat ketentuan sesuai kebutuhan kuliner makanan di sana.
"Mereka itu ingin tanamnya organik, dan dalam penggilingannya harus pakai mesin khusus jangan jorok karena untuk dijadikan makanan kuliner di Amerika," kata mantan Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Garut itu.
Ia menuturkan, belum ada rencana kapan kembali ekspor beras ketan hitam ke negara Amerika. Para petani masih dalam tahapan pengalihan olah tanah dari pola tanam biasa ke organik di areal persawahan Kecamatan Bayongbong.
Menurut dia, petani masih mengalami kesulitan mengalihkan perilaku pola tanam organik sehingga membutuhkan waktu cukup lama untuk menghasilkan beras ketan yang bagus dan berkualitas standar organik.
"Sekarang ini petani masih dalam tahap perjuangan, dan masih kesulitan mengalihkan perilaku masyarakat dalam mengolah tanam organik," katanya.
Ia berharap, ada perhatian serius dan dukungan dari pemerintah dalam membantu petani di Garut untuk kembali mengekspor beras ketan hitam ke Amerika.
Menurut dia, kemampuan petani Garut bisa mengekspor beras ketan merupakan kebanggaan serta memberikan keuntungan yang cukup besar.
"Respon pemerintah waktu itu ada bahkan akan diprogramkan untuk ekspor beras ketan, tapi sekarang belum ada realisasinya," kata Endang.
Sebelumnya petani beras ketan hitam yang tergabung dalam KTNA Kabupaten Garut mengekspor beras perdana, Juni 2012 seberat 20 ton, kemudian ekspor kedua tahun 2013 seberat 10 ton beras ketan hitam ke Amerika.***3***Budi Suyanto
Feri P
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013
"Ekspor beras ketan dari Garut sudah dihentikan sejak empat bulan lalu, AS minta beras yang benar-benar organik," kata petani beras ketan hitam, Endang Solihin di Garut, Kamis.
Ia mengatakan, pembeli dari AS menilai beras ketan hitam dari Garut masih ada beberapa kekurangan mulai cara tanam sampai penggilingan gabah menjadi beras.
Pihak Amerika, kata Endang, menilai beras ketan hitam yang sudah diekspor belum memenuhi syarat ketentuan sesuai kebutuhan kuliner makanan di sana.
"Mereka itu ingin tanamnya organik, dan dalam penggilingannya harus pakai mesin khusus jangan jorok karena untuk dijadikan makanan kuliner di Amerika," kata mantan Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Garut itu.
Ia menuturkan, belum ada rencana kapan kembali ekspor beras ketan hitam ke negara Amerika. Para petani masih dalam tahapan pengalihan olah tanah dari pola tanam biasa ke organik di areal persawahan Kecamatan Bayongbong.
Menurut dia, petani masih mengalami kesulitan mengalihkan perilaku pola tanam organik sehingga membutuhkan waktu cukup lama untuk menghasilkan beras ketan yang bagus dan berkualitas standar organik.
"Sekarang ini petani masih dalam tahap perjuangan, dan masih kesulitan mengalihkan perilaku masyarakat dalam mengolah tanam organik," katanya.
Ia berharap, ada perhatian serius dan dukungan dari pemerintah dalam membantu petani di Garut untuk kembali mengekspor beras ketan hitam ke Amerika.
Menurut dia, kemampuan petani Garut bisa mengekspor beras ketan merupakan kebanggaan serta memberikan keuntungan yang cukup besar.
"Respon pemerintah waktu itu ada bahkan akan diprogramkan untuk ekspor beras ketan, tapi sekarang belum ada realisasinya," kata Endang.
Sebelumnya petani beras ketan hitam yang tergabung dalam KTNA Kabupaten Garut mengekspor beras perdana, Juni 2012 seberat 20 ton, kemudian ekspor kedua tahun 2013 seberat 10 ton beras ketan hitam ke Amerika.***3***Budi Suyanto
Feri P
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2013