Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya menyiapkan 116 titik berupa kantor perbankan dan layanan keliling penukaran uang baru untuk masyarakat di wilayah Priangan Timur, Jawa Barat, dengan besaran uang yang disiapkan sebanyak Rp2,4 triliun.

"Layanan penukaran uang di 116 titik layanan penukaran di bank yang tersebar di seluruh wilayah Priangan Timur mulai tanggal 27 Maret 2023 sampai dengan 20 April 2023," kata Kepala Perwakilan BI Tasikmalaya Aswin Kosotali melalui siaran pers di Tasikmalaya, Jabar, Selasa.

Baca juga: Alasan BI Tasikmalaya ingatkan masyarakat belanja pangan sesuai kebutuhan

Ia menuturkan selain titik layanan kantor perbankan, BI Tasikmalaya juga menyiapkan tempat penukaran uang resmi melalui layanan kas keliling yang diselenggarakan di sejumlah tempat disinergikan dengan kegiatan operasi pasar murah.

Masyarakat yang ingin menukarkan uangnya, kata dia, bisa terlebih dahulu memesan dengan menggunakan aplikasi Penukaran dan Tarik Uang Rupiah (Pintar) agar lebih mudah dalam proses penukaran.

"Diharapkan masyarakat dapat memesan penukaran terlebih dahulu melalui aplikasi Pintar agar lebih memudahkan dalam proses penukaran," katanya.

Ia menyampaikan setiap tahunnya permintaan uang baru saat Lebaran terus meningkat, tercatat pada 2019 mencapai Rp1,8 triliun dan tahun ini disiapkan Rp2,4 triliun.
"Untuk memenuhi kebutuhan uang tunai tersebut, Bank Indonesia Tasikmalaya telah menyiapkan uang kartal sebesar Rp2,4 triliun," katanya.

Ia menyampaikan program penukaran uang itu sudah dimulai bersamaan dengan pembukaan program Semarak Rupiah Ramadan dan Idul Fitri (SERAMBI) 2023. Program itu bertujuan untuk menyediakan uang rupiah dalam jumlah yang cukup, pecahan yang sesuai, serta dalam kondisi layak edar.

Baca juga: BI Tasikmalaya imbau masyarakat waspadai uang palsu

Selain itu, lanjut dia, kegiatan SERAMBI 2023 dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih cinta, bangga, dan paham rupiah serta diisi dengan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat tentang penggunaan uang secara bijaksana.

"Momentum Ramadan di Indonesia selalu dibarengi dengan peningkatan permintaan barang dan jasa, namun di sisi lain tidak diiringi dengan ketersediaan pasokan yang memadai, hal ini akan menyebabkan peningkatan harga barang dan jasa atau inflasi yang cukup tinggi, hal ini sudah barang tentu tidak sesuai sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah untuk tidak berlebihan," katanya.

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023