Harga minyak naik pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena tanda-tanda pasokan yang cukup, termasuk persediaan minyak mentah AS yang meningkat, diimbangi harapan yang meningkat untuk permintaan yang lebih tinggi setelah lonjakan manufaktur di importir minyak mentah utama China.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April terangkat 64 sen atau 0,8 persen, menjadi menetap di 77,69 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei bertambah 86 sen atau 1,0 persen, menjadi ditutup di 84,31 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Persediaan minyak mentah AS pekan lalu naik 1,2 juta barel ke level tertinggi sejak Mei 2021 menjadi 480,2 juta barel, data pemerintah menunjukkan, mengalahkan ekspektasi para analis untuk kenaikan 457.000 barel. Itu adalah kenaikan mingguan ke-10 berturut-turut.

“Sampai pasokan yang menggantung ini dapat menyempit di tengah beberapa penurunan di Cushing, tren pasokan minyak mentah AS selanjutnya dapat membatasi kenaikan harga tambahan," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois. Cushing, Oklahoma adalah pusat penyimpanan minyak mentah AS.

Diskon yang melebar dari WTI terhadap Brent berkontribusi pada lonjakan ekspor minyak mentah AS minggu lalu ke rekor tertinggi di 5,6 juta barel per hari, yang menghasilkan peningkatan yang lebih kecil daripada minggu-minggu sebelumnya, menurut analis UBS, Giovanni Staunovo.

Tanda-tanda lain dari pasokan yang cukup, produksi minyak Rusia mencapai tingkat pra-sanksi untuk pertama kalinya pada Februari, lapor harian bisnis Kommersant. Produksi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga naik pada Februari, sebuah survei Reuters menunjukkan.

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023