PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) mencatatkan laba sebelum pajak Rp2,8 triliun sepanjang tahun 2022, tumbuh 9,4 persen sedangkan setelah pajak tercatat sebesar Rp2,24 triliun tumbuh 11 persen dibanding 2021.
 
Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi dalam paparan Analyst Meeting Full Year 2022 di Bandung, Senin, menuturkan Bank BJB mencatatkan kinerja solid di berbagai sektor bisnis.

Baca juga: Bank BJB Mesra solusi atasi rentenir di Medan, sebut Gubernur Jawa Barat
 
Ia menyebutkan Non Performing Loan (NPL) alias rasio kredit bermasalah terjaga pada posisi 1,16 persen dengan coverage ratio pada posisi 124,3 persen.

Yuddy mengatakan kinerja bisnis Bank BJB didorong melalui penguasaan pasar yang kuat sejalan dengan semakin luasnya sektor industri yang pulih dari dampak pandemi COVID-19.
 
Ia mengungkapkan manajemen melakukan pengelolaan likuiditas secara terukur sehingga tekanan terhadap biaya dana dapat lebih terkendali.
 
“Berbagai terobosan yang kami lakukan merupakan perwujudan komitmen kami untuk senantiasa memperbaiki kualitas dan kinerja untuk memperkuat eksistensi kami di dunia perbankan,” kata Yuddy.
 
Ia menyampaikan bahwa sepanjang tahun 2022, Bank BJB terus tumbuh positif meskipun situasi ekonomi masih berada dalam masa transisi pemulihan setelah pandemi COVID-19.
 
Menurut Yuddy, kinerja solid Bank BJB juga berkat hadirnya berbagai kebijakan positif di sektor keuangan dan perbankan, sehingga dapat membantu terciptanya iklim yang kondusif di 2022.
 
Dukungan seluruh pemegang saham, khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai pemegang saham terbesar, membuat kinerja Bank BJB terus tumbuh positif sepanjang 2022.
 
Meski situasi ekonomi pada tahun ini akan dinamis, Yuddy optimistis kinerja Bank BJB akan semakin positif karena manajemen telah menyiapkan berbagai strategi bisnis yang sesuai dengan kondisi pasar dan kebutuhan masyarakat.
 
"Sesuai permintaan pemegang saham, Bank BJB akan selalu gesit untuk beradaptasi, yang sudah bagus kami tingkatkan, yang masih kurang kami perbaiki agar dapat memaksimalkan ekspektasi para pemangku kepentingan dan shareholder,” ujar Yuddy.
 
Dengan kinerja tersebut, tercatat total aset tumbuh 14,5 persen secara year on year menjadi Rp181,2 triliun.  
 
Lebih lanjut Yuddy menjelaskan total aset Bank BJB tumbuh positif menjadi yang terbesar di antara Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia.

Baca juga: Ridwan Kamil minta komposisi kredit UMKM BJB ditingkatkan
 
Selain itu, kredit Bank BJB juga terus tumbuh. Selama tahun 2022 Bank BJB mencatatkan pertumbuhan kredit 13,1 persen atau tercatat Rp115,8 triliun yang juga tumbuh di atas rata-rata industri perbankan.
 
Pertumbuhan kredit dimotori dari berbagai segmen mulai dari konsumer, korporasi dan komersial, UMKM, serta KPR.
 
"Fee Based Income Bank BJB naik, bersumber dari digital channel Bank BJB yang tumbuh positif. Jumlah Merchant QRIS dan pengguna Mobile Apps terus meningkat," kata Yuddy.
 
Menurut Yuddy, ke depan, Bank BJB fokus mengembangkan pola banking secara hybrid karena melihat daring dan luring menjadi suatu kekuatan yang solid jika dijalankan secara bersamaan.
 
Bank BJB memiliki basis nasabah yang erat budayanya baik dengan transaksi di konter konvensional maupun nasabah yang menuntut digital experience melalui channel-channel elektronik.
 
Jaringan kantor fisik Bank BJB tersebar di 14 provinsi di Indonesia dengan layanan dapat mengakomodasi kebutuhan nasabah yang masih erat dengan layanan secara fisik seperti UMKM, pensiunan dan sebagian pangsa ASN.
 
 
 
 
 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bank BJB catatkan laba 2022 sebelum pajak Rp2,8 triliun

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023