Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan kembali bahwa pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) didasari semangat untuk menciptakan pemerataan di Indonesia baik dari sisi ekonomi, penduduk, maupun pembangunan.

Pasalnya, menurut Presiden, saat membuka Muktamar XVIII Pemuda Muhammadiyah di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu, Pulau Jawa sudah memikul 59 persen produk domestik bruto nasional dan 56 persen penduduk Indonesia.

"Betapa sangat padatnya Pulau Jawa sehingga memerlukan yang namanya pemerataan pembangunan sehingga tidak jawasentris tapi indonesiasentris," kata Jokowi dalam acara itu yang disiarkan kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden.

Kepala Negara menekankan bahwa pemindahan ibu kota tersebut bukan semata-mata memindahkan fisik bangunan atau gedung pemerintahan saja, melainkan memindahkan budaya kerja dan pola pikir baru disertai dengan sistem dan sumber daya manusia yang dipersiapkan secara baik.

"Dengan demikian kita harapkan nanti ibu kota baru ini betul-betul sebuah ibu kota yang negara lain tidak memiliki," ujar Jokowi.

Presiden mengingatkan bahwa pembangunan IKN tidak akan selesai dalam sekejap mata, tetapi meyakini bahwa proses tersebut bisa rampung dalam kurun waktu 15-20 tahun ke depan.

Ketika pembangunan itu selesai, lanjut Presiden, IKN akan menjadi kota pemerintahan.

Presiden menekankan bahwa meski nantinya tidak lagi menjadi ibu kota negara, Jakarta akan tetap diperbaiki dan menjadi kota bisnis, pariwisata, hingga ekonomi.
Di sisi lain, Presiden mengingatkan bahwa gagasan pemindahan ibu kota bukanlah idenya semata. Gagasan serupa pernah diwacanakan Presiden Soekarno medio 1960-an.

"Ini sudah sejak Bung Karno tahun '60. Bung Karno sudah akan memindahkan ibu kota itu dari Jakarta ke Kalimantan, yaitu di Palangkaraya," ujarnya.


Intake selesai April

Pembangunan pengambil air (intake) di wilayah Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, sebagai penunjang pasokan air bersih ibu kota negara (KN) Indonesia baru bernama Nusantara ditargetkan rampung pada April 2023.

Pengerjaan pembangunan pengambil air guna memenuhi kebutuhan air bersih IKN Nusantara telah mencapai 88,5 persen, kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko, di Penajam, Rabu.

Pembangunan intake atau pengambil air memanfaatkan Sungai Sepaku yang menelan dana lebih kurang Rp344 miliar tersebut, memiliki kapasitas 3.000 liter per detik.

Air baku di ibu kota negara Indonesia baru salah satunya dipasok dari Sungai Sepaku didesain bisa diminum langsung dari keran.

Instalasi air baku untuk menghasilkan air yang dapat langsung diminum dari keran, menurut dia, baru akan dikerjakan setelah proyek fisik intake Sungai Sepaku selesai pada April 2023.

Intake Sungai Sepaku berbeda dengan pemasok air baku bagi IKN Nusantara lainnya, karena pengambilan air dilakukan dengan dasar sungai ditinggikan kemudian air dialirkan menuju rumah pompa.
Sebelum air masuk ke rumah pompa akan dibersihkan terlebih dahulu dibersihkan dari lumpur lalu dialirkan ke instalasi pengolahan air, jelas dia, kemudian dialirkan melalui jaringan pipa menuju IKN Nusantara.

Intake atau pengambil air Sungai Sepaku  dibangun dengan konsep bendung gerak dan memiliki lebar bendung 117,2 meter dan tinggi bendung 2,3 meter.

"Sesuai instruksi pembangunan Intake Sungai Sepaku dipercepat suoaya dapat segera memenuhi penyediaan air baku di IKN Nusantara," ujar Jarot Widyoko.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden tegaskan kembali pembangunan IKN didasari semangat pemerataan

Pewarta: Gilang Galiartha

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023