Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengemukakan dua pasien berstatus suspek di Cirebon dan Ambon, kecil kemungkinan terkonfirmasi mengidap Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA).  

"Ada teridentifikasi di Cirebon dan di Ambon. Tapi baru teridentifikasi (suspek), belum terkonfirmasi," kata Budi Gunadi Sadikin usai menghadiri Peresmian Laboratorium Genomik dan Penandatanganan MoU di Perusahaan Farmasi Bumame TB Simatupang Jakarta, Senin siang.

Ia mengatakan, kedua pasien anak tersebut kecil kemungkinan mengidap GGAPA, sebab pemberian obat antivirus biasa, terbukti bereaksi pada gejala yang mereka alami.  

Tim medis dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta mengonfirmasi gejala yang dialami pasien semakin menurun, kata Budi menambahkan.

"Tadi malam saya bicara dengan teman-teman di RSCM, kemungkinan belum tentu GGAPA. Karena ketika diberi obat infeksi lalu turun (gejalanya)," katanya. 

Umumnya pasien terkonfirmasi GGAPA, kata Budi, memerlukan intervensi pemberian antivirus Fomepizole untuk memperbaiki gejala yang timbul. Tidak bisa hanya dengan obat infeksi biasa," katanya.  

Menurut Budi, sampel darah pasien saat ini sedang diteliti di laboratorium RSCM Jakarta untuk memastikan keterkaitan gejala yang timbul dengan risiko keracunan obat sirop karena kadar bahan baku pelarut Etilen Glikol/Dietilen Glikol (EG/DEG) melampaui ambang batas aman.  

"Hasil laboratorium untuk darah dan obatnya belum keluar, dan baru keluar mungkin sore ini. Kami akan lihat, apakah ada EG dan DEG-nya," katanya.

 

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023