Misi kemanusiaan yang dikirim oleh Pemerintah Indonesia untuk membantu penanganan pascagempa bumi di Turki mendapat kepercayaan dari Badan Penanggulangan Bencana Turki (AFAD) untuk menjalankan misi di Kota Antakya, Provinsi Hatay.

Informasi tersebut disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal, segera setelah melakukan koordinasi final dengan pimpinan AFAD.

“Ini sebuah kepercayaan. Atas arahan Menlu RI di hari pertama gempa, Tim KBRI sudah berada di empat daerah paling terdampak di hari kedua gempa, sebelum ada satu pun perwakilan asing yang ke daerah-daerah tersebut,” kata Iqbal dalam keterangan tertulis KBRI Ankara, Minggu.

“Selain mengevakuasi WNI, kami juga membuat penilaian di lapangan untuk mengidentifikasi daerah yang paling terdampak dan akan menjadi target Misi Kemanusiaan Indonesia,” tutur Iqbal, melanjutkan.

Antakya adalah kota tua dan paling padat penduduknya di wilayah Tenggara Turki. Kota bersejarah yang memiliki penduduk sekitar 1,6 juta jiwa sebelum gempa itu mengalami kerusakan paling parah.

Karena kepadatan penduduknya, diyakini bahwa korban meninggal dan luka berat paling banyak di kota dagang dan kota pelabuhan tersebut.

Sesuai hasil koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana dengan Kemlu dan KBRI Ankara, pada tahap awal Misi Kemanusiaan Indonesia akan mendirikan 10 tenda komando yang akan digunakan oleh AFAD maupun Tim Indonesia di Antakya, serta 25 tenda keluarga.

Bersamaan dengan itu, tim juga akan membangun rumah sakit lapangan.


Sebelumnya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memerintahkan Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal untuk berkantor sementara di Adana, salah satu kota yang terdampak gempa bumi di Turki.

Perintah tersebut disampaikan Menlu Retno melalui saluran telepon pada Jumat (10/2), dan Dubes Iqbal berkantor di Adana mulai Sabtu waktu setempat.

“Ada dua tugas utama (di Adana), pertama untuk mengoordinasikan rencana kedatangan empat pesawat kemanusiaan dari pemerintah Indonesia yang akan membawa tim kemanusiaan dan bantuan logistik, kedua untuk melanjutkan upaya perlindungan bagi WNI yang masih berada di wilayah terdampak gempa, baik bantuan logistik maupun permintaan baru untuk evakuasi,” kata Iqbal dalam keterangan tertulis KBRI Ankara pada Sabtu.

KBRI Ankara terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Kementerian Luar Negeri untuk misi kemanusiaan di Turki.

Pemerintah Indonesia mengirimkan empat pesawat bantuan kemanusiaan untuk membantu Turki pascagempa.

Rombongan pertama akan tiba pada 12 Februari 2023 menggunakan dua pesawat militer B-737-500 serta 1 pesawat Hercules C-130.

Kedua pesawat tersebut akan mengangkut 47 Tim Medium Urban SAR INASAR dari Badan SAR Nasional (BASARNAS) beserta perlengkapan dan bantuan logistik dari Kementerian Pertahanan.

Rombongan kedua akan tiba pada 14 Februari 2023 menggunakan pesawat Airbus A 330-300 milik Garuda Indonesia.


Rombongan kedua membawa Tim Medis Gawat Darurat (Emergency Medical Team/EMT) yang dikoordinasikan oleh Kementerian Kesehatan dan terdiri dari berbagai unsur termasuk tim dari Kesehatan TNI, Polri, dan Muhammadiyah.

Selain membawa tenaga medis, rombongan kedua juga akan membawa bantuan kemanusiaan seberat 35 ton yang dikoordinasikan oleh BNPB.

Bantuan kemanusiaan seberat 35 ton itu, antara lain berupa 200 genset, rumah sakit lapangan, tenda pengungsi, selimut, dan berbagai barang lainnya yang disiapkan BNPB sesuai daftar kebutuhan yang disampaikan otoritas Turki.

Sementara itu, rombongan ketiga diperkirakan akan tiba pada 19 Februari 2023 menggunakan pesawat Airbus A 330-300 milik maskapai Garuda Indonesia dan akan mengangkut kargo bantuan logistik kemanusiaan seberat 35 ton.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Misi Kemanusiaan Indonesia akan beroperasi di Antakya, Turki

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023