Harga minyak naik di awal perdagangan Asia pada Rabu pagi, didukung oleh pelemahan dolar yang jatuh di tengah tanda-tanda perlambatan inflasi di Amerika Serikat, meredakan kekhawatiran bahwa pengguna minyak terbesar di dunia itu mungkin menghadapi resesi karena kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Minyak mentah berjangka Brent menguat 20 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 85,66 dolar AS per barel pada 01.28 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 34 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 79,21 dolar AS per barel, memperpanjang kenaikan sekitar 1,0 persen di sesi sebelumnya.

"Sentimen bergeser di tengah musim laporan keuangan perusahaan yang positif. Tanda-tanda pendinginan inflasi juga meningkatkan ekspektasi bahwa Fed akan dapat menghentikan kenaikan suku bunga," kata analis komoditas ANZ dalam sebuah catatan.

Ekspektasi kenaikan suku bunga membantu menurunkan indeks dolar, yang mendukung harga minyak karena pelemahan greenback membuat komoditas lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Semua mata akan tertuju pada pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu termasuk Rusia pada Rabu, bersama-sama disebut OPEC+, di mana para produsen diharapkan untuk mendukung target produksi mereka saat ini yang disepakati pada November.

 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023