Presiden Joko Widodo menekankan masalah kekerdilan pada anak atau stunting bukan hanya urusan tentang tinggi badan, tetapi juga kemampuan kognitif dan kekebalan tubuh pada anak.
"Dampak stunting ini bukan hanya urusan tinggi badan, tetapi yang paling berbahaya adalah rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan munculnya penyakit-penyakit kronis yang gampang masuk ke tubuh anak," kata Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana) dan Penurunan Stunting di Jakarta, Rabu.
Jokowi menginstruksikan target menurunkan angka stunting menjadi 14 persen di 2024 harus bisa dicapai. Dengan kerja bersama, menurut dia, pencapaian target tersebut tidaklah sulit.
"Asal semuanya bekerja bersama-sama. Karena kita kalau di ASEAN ini (peringkat stunting) masih berada di tengah-tengah; 21,6 persen itu di tengah-tengah, tapi nanti kalau sudah masuk ke 14 persen baru kita berada di bawahnya Singapura sedikit," jelasnya.
Berdasarkan laporan menteri kesehatan, persentase stunting tertinggi terjadi di lima provinsi, yakni Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Aceh, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tenggara. Namun, jika dihitung secara jumlah, persentase terbanyak ada di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Banten.
Jokowi mengatakan apabila jumlah tersebut bisa dimiliki berdasarkan nama dan alamat, maka penyelesaian masalah itu bisa mudah karena sasarannya menjadi jelas.
"Karena yang saya lihat di Sumedang, aplikasi platform itu bisa memonitor per individu, kebutuhannya apa, bisa dicek semuanya lewat platform yang dimiliki. Jadi, mestinya kita harus secepatnya secara nasional memiliki itu, sehingga tembakannya jelas, sasarannya menjadi jelas," tegasnya.
Dia mengingatkan jumlah balita di Tanah Air tidak sedikit yakni mencapai 21,8 juta. Namun, jumlah pos pelayanan terpadu (posyandu) dan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Indonesia belum merata, dengan jumlah 300.000 posyandu dan 10.200 puskesmas.
Jika infrastruktur kesehatan bisa digerakkan dengan betul, katanya, maka persoalan stunting akan mudah diselesaikan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyediakan alat timbang dan pengukur tinggi badan anak pada setiap pos pelayanan terpadu (posyandu) di Indonesia.
"Yang berkaitan dengan USG (ultrasonografi), atau alat timbang, atau alat pengukur tinggi atau panjang badan. Itu harganya berapa sih USG itu? Anggaran menkes berapa sih? Kan gede banget (anggaran Kemenkes), tahun ini dibelikan semuanyalah," kata Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana) dan Penurunan Stunting di Jakarta, Rabu.
Jokowi mengatakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) harus menyediakan alat-alat tersebut di setiap posyandu, sebagai upaya mencegah kekerdilan pada anak atau stunting dengan deteksi dini.
"Timbangan harganya berapa sih (harga) timbangan? Timbangan digital harganya berapa sih? Kan murah banget, masa nggak bisa membelikan negara sebesar kita ini. Untuk mengukur panjang badan atau tinggi anak, masa nggak bisa setiap posyandu itu ada," katanya.
Jokowi kemudian menekankan bahwa Budi Gunadi Sadikin adalah figur mantan bankir yang seharusnya pandai dalam menghitung anggaran.
"Mestinya lebih pandai Pak Menteri daripada saya; yang paling penting tahun ini bisa diselesaikan semua," imbuhnya.
Jokowi pun menyampaikan bahwa Pemerintah telah menargetkan persentase stunting di Indonesia turun menjadi 14 persen pada 2024. Dengan kerja sama antara kementerian dan lembaga pemerintah non-kementerian (K/L) terkait bersama dengan pemerintah daerah, maka target itu bisa dicapai.
"Kembali ke target 14 persen itu, menurut saya, setelah kita lihat di lapangan, (itu) bukan target yang sulit. Hanya kita mau atau tidak mau. Asal kita bisa mengonsolidasikan ini dan jangan sampai keliru," ujar Presiden Jokowi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jokowi: "Stunting" bukan hanya urusan tinggi badan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023