Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskanla) Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menyatakan banyak petambak udang beralih budi daya rumput laut, dan ikan nila, karena lebih menguntungkan serta biaya produksi terjangkau.
"Produksi udang kami menurun, karena para petambak lebih memilih beralih membudidayakan rumput laut dan ikan nila," kata Kepala Bidang Perikanan Budidaya Diskanla Kabupaten Indramayu Dewi Sri Hartati di Indramayu, Kamis, melalui sambungan telepon.
Baca juga: 21 rumah warga di Indramayu rusak diterjang gelombang pasang
Dewi mengatakan produksi udang di Kabupaten Indramayu pada tahun 2022 mengalami penurunan yang cukup drastis, di mana dalam setahun produksi hanya berkisar 75.515 ton untuk udang vaname dan windu.
Sedangkan pada tahun 2021 lalu, lanjut Dewi produksi udang baik jenis vaname maupun windu di daerah itu mencapai 119.305 ton, dari 14 kecamatan penghasilan ikan budi daya air payau.
Ia menjelaskan penurunan produksi udang tersebut, dikarenakan para petambak atau pembudidaya beralih ke komoditas lainnya, seperti rumput laut maupun nila, karena biaya produksi udang cukup tinggi bila dibandingkan lainnya.
"Untuk produksi udang vaname dari tahun 2021 mencapai 102 ribu ton, pada tahun 2022 mengalami penurunan, di mana produksi dalam setahun hanya 58 ribu ton, sedangkan produksi udang windu masih relatif sama yaitu 16 ribu ton," tuturnya.
Menurutnya budi daya udang vaname selain membutuhkan biaya yang tinggi, juga risiko kematian cukup tinggi, namun untuk harga sendiri memang relatif lebih mahal di banding udang lainnya.
Baca juga: Tarif air bersih Perumdam Indramayu naik 30 persen
Dewi menambahkan dengan risiko yang cukup besar, maka para petambak udang lebih memilih beralih ke budi daya rumput laut, ikan nila dan lainnya, di mana risikonya lebih rendah serta harga sedang mengalami peningkatan.
"Produksi rumput laut di Indramayu memang mengalami peningkatan meskipun belum terlalu besar, di mana di tahun 2022 produksinya di angka 43 ribu to, sedangkan tahun 2021 42 ribu ton," katanya.
Ia menjelaskan sektor budi daya air payau di Kabupaten Indramayu juga mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana totalnya pada 2021 produksi mencapai 245 ribu ton, sedangkan pada tahun 2022 hanya berada di angka 203 ribu ton.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023
"Produksi udang kami menurun, karena para petambak lebih memilih beralih membudidayakan rumput laut dan ikan nila," kata Kepala Bidang Perikanan Budidaya Diskanla Kabupaten Indramayu Dewi Sri Hartati di Indramayu, Kamis, melalui sambungan telepon.
Baca juga: 21 rumah warga di Indramayu rusak diterjang gelombang pasang
Dewi mengatakan produksi udang di Kabupaten Indramayu pada tahun 2022 mengalami penurunan yang cukup drastis, di mana dalam setahun produksi hanya berkisar 75.515 ton untuk udang vaname dan windu.
Sedangkan pada tahun 2021 lalu, lanjut Dewi produksi udang baik jenis vaname maupun windu di daerah itu mencapai 119.305 ton, dari 14 kecamatan penghasilan ikan budi daya air payau.
Ia menjelaskan penurunan produksi udang tersebut, dikarenakan para petambak atau pembudidaya beralih ke komoditas lainnya, seperti rumput laut maupun nila, karena biaya produksi udang cukup tinggi bila dibandingkan lainnya.
"Untuk produksi udang vaname dari tahun 2021 mencapai 102 ribu ton, pada tahun 2022 mengalami penurunan, di mana produksi dalam setahun hanya 58 ribu ton, sedangkan produksi udang windu masih relatif sama yaitu 16 ribu ton," tuturnya.
Menurutnya budi daya udang vaname selain membutuhkan biaya yang tinggi, juga risiko kematian cukup tinggi, namun untuk harga sendiri memang relatif lebih mahal di banding udang lainnya.
Baca juga: Tarif air bersih Perumdam Indramayu naik 30 persen
Dewi menambahkan dengan risiko yang cukup besar, maka para petambak udang lebih memilih beralih ke budi daya rumput laut, ikan nila dan lainnya, di mana risikonya lebih rendah serta harga sedang mengalami peningkatan.
"Produksi rumput laut di Indramayu memang mengalami peningkatan meskipun belum terlalu besar, di mana di tahun 2022 produksinya di angka 43 ribu to, sedangkan tahun 2021 42 ribu ton," katanya.
Ia menjelaskan sektor budi daya air payau di Kabupaten Indramayu juga mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana totalnya pada 2021 produksi mencapai 245 ribu ton, sedangkan pada tahun 2022 hanya berada di angka 203 ribu ton.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023