Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan Kereta Cepat Jakarta - Bandung nantinya berperan dalam melayani masyarakat yang ingin melakukan perjalanan jarak menengah dan jauh.

"Memang di mana-mana apakah itu di Jepang atau China, kereta cepat itu harus jarak menengah dan jauh," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Dia yakin seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat, maka dengan naik atau menggunakan moda transportasi kereta semua akan jadi feasible dan lebih efisien dibandingkan menggunakan mobil pribadi.

Sebelumnya, Erick Thohir siap mengoptimalkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sebagai kereta cepat pertama di Indonesia.

Dia mengatakan, Proyek KCJB merupakan salah satu proyek strategis nasional yang diproyeksikan akan memberikan dampak positif tidak hanya di sektor transportasi tetapi juga perekonomian.

Tak hanya menjadi salah satu ikon kerja sama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Tiongkok, namun juga akan makin mengintegrasikan antar moda transportasi di Jakarta dan Bandung.

Hadirnya KCJB menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki layanan kereta api cepat pertama di Asia Tenggara. KCJB menjadi alternatif moda transportasi massal bagi masyarakat yang ingin bepergian dengan cepat, nyaman, dan aman.

Tidak hanya itu, proyek ini memberikan dampak sosial ekonomi dan lingkungan, antara lain berupa penciptaan lapangan pekerjaan, baik saat pembangunan proyek dan setelah pengoperasian, mengurangi kemacetan, mengurangi emisi dan penggunaan BBM.

Kemudian penghematan waktu perjalanan; potensi pengembangan kawasan baru/pertumbuhan ekonomi di sekitar stasiun, peningkatan konektivitas dan kemudahan pengguna, peluang usaha, khususnya UMKM yang dapat menimbulkan multiplier effect, serta pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Sementara itu Plt. Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal menyampaikan bahwa progres pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sudah mencapai 91,70 persen.

"Progres konstruksi sampai dengan Desember 2022 sebesar 91,70 persen berdasarkan perhitungan nilai investasi aktual yang telah dikeluarkan oleh kontraktor," kata Risal dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Kamis.

Risal mengatakan, proyek KCJB yang direncanakan dibangun sepanjang 142,3 kilometer (km) tersebut akan memiliki empat stasiun yakni Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, Stasiun Tegalluar, dan satu Depo di Tegalluar.

Ia menjelaskan, progres masing-masing stasiun, yaitu Stasiun Halim mencapai 74,19 persen, Stasiun Karawang 72,72 persen, Stasiun Padalarang 11,19 persen, Stasiun Tegalluar 86,29 persen, dan Depo Tegalluar mencapai 76,67 persen.

Pengerjaan jembatan mencapai 97,27 persen, konstruksi tanah dasar (subgrade) mencapai 80,41 persen, dan pengerjaan terowongan mencapai 99,48 persen.

Risal menyampaikan, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) sebagai regulator turut menyiapkan operasional melalui sertifikasi sumber daya manusia, pengujian kelayakan sarana dan prasarana, serta penilaian keamanan.

"Untuk mendukung pengoperasian pada Juni 2023, didahului dengan commissioning test, integrasi, serta trial pengoperasian," ujarnya.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Erick: Kereta cepat berperan layani perjalanan menengah dan jauh

Pewarta: Aji Cakti

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2023