Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyalurkan dana stimulan kerusakan rumah kepada 8.341 kepala keluarga (KK) penyintas gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
"Bantuan dalam bentuk uang tunai diberikan kepada korban terdampak rumah rusak dan untuk tahap pertama ini sudah disalurkan kepada 8.341 KK terdampak," ujar Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansyah dalam wawancara daring Teropong Bencana diikuti di Jakarta, Rabu.
Jarwansyah mengatakan dana stimulan tersebut dikategorikan berdasarkan kerusakan rumah. Kerusakan rumah ringan sebesar Rp10 juta, rusak sedang Rp25 juta, dan rusak berat Rp50 juta.
"Sekarang akan menyusul untuk tahap kedua sebanyak 16.880 KK terdampak," ujar Jarwansyah.
Adapun estimasi kerusakan rumah akibat gempa mencapai 60.000 KK. Pada hari ini, BNPB sudah mendata sebanyak 51.300 KK.
Jarwansyah mengatakan untuk rumah yang mengalami rusak ringan, rusak sedang, dan rusak berat nanti ada juknis (petunjuk teknis) yang disusun bersama BNPB dan Pemerintah Kabupaten Cianjur, dan pelaksanaannya pada BPBD.
"Khusus untuk kerusakan sedang, dana stimulan akan disalurkan sebagian dulu untuk sementara waktu, dananya masih diblokir walaupun sudah masuk masing-masing di dalam rekening bank penerima," kata dia.
Sedangkan untuk rumah rusak berat, BNPB memberikan alternatif kepada penyintas untuk membangun sendiri rumahnya, dengan catatan harus rumah tahan gempa. Jika berasal dari kalangan kurang mampu, akan dibangunkan rumah dengan tipe 36.
"Sementara ini kita sudah mensosialisasikan, ada beberapa desa yang memang nanti akan diupayakan untuk relokasi, karena dia berada di zona merah zona patahan gempa di Kecamatan Cugenang," kata Jarwansyah.
Lebih lanjut dia mengatakan, sampai saat ini alokasi bantuan stimulan diberikan khusus Kecamatan Cugenang. Kemudian diharapkan relokasi di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku seluas 2,5 hektare untuk 200 unit rumah itu adalah rumah yang relokasi.
Nantinya, lokasi tersebut akan dibangun oleh Kementerian PUPR, dan pembangunan insitu atau di daerah bencana akan dipantau dan dibantu oleh BPBD.
BNPB mengharapkan pemberian bantuan rumah oleh donatur dan maupun Kementerian PUPR dapat mempercayakan satu data, baik kerusakan rumah maupun kerusakan lainnya oleh data BNPB.
"Dengan demikian, dapat menjadi acuan kementerian, lembaga, dan swasta yang akan membantu membangun rumah, agar ada keadilan, keseimbangan juga harus memenuhi syarat rumah tahan gempa," kata Jarwansyah.
Sementara itu Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat hasil verifikasi sementara rumah rusak akibat gempa 5.6 magnitudo pada Senin (21/11) 2022 sebanyak 53.408 dengan rincian rusak berat sebanyak 12.956, sedang sebanyak 15.196 dan ringan sebanyak 25.256 unit.
Asisten Daerah II Cianjur, Arief Purnawan di Cianjur Rabu, mengatakan untuk pendataan rumah yang rusak akibat gempa masih terus berjalan dilakukan tim khusus dari Pemkab Cianjur dan BNPB, sehingga jumlahnya memasuki hari ke-17 usai gempa terus bertambah.
Baca juga: Polres Cianjur gelar patroli rutin dan bantu bersihkan puing bangunan warga
"Untuk bantuan bagi warga rumahnya sudah didata dan terverifikasi akan mendapatkan bantuan mulai Kamis (8/12/2022) yang akan diserahkan secara simbolis langsung oleh Presiden RI," katanya dalam konfrensi Pers di Kantor Bupati Cianjur.
Pendataan akan terus dilakukan di 16 kecamatan yang terdampak di Cianjur, sehingga warga yang belum terdata dimohon bersabar sampai petugas datang melakukan survei. Sedangkan untuk warga yang saat ini mengisi posko pengungsian terpusat dan mandiri jumlahnya bertambah menjadi 114.683.
Sedangkan pencarian korban yang dilaporkan masih hilang sebanyak delapan orang masih dilakukan dan memasuki hari ke-17 belum berhasil ditemukan meski pencarian menggunakan sejumlah alat berat, sehingga jumlah korban meninggal masih 334 orang.
Upaya pencarian hari ke-17 terhadap delapan korban yang masih tertimbun tidak lagi secara masif dengan menurunkan banyak tim SAR gabungan, namun lebih banyak menggunakan alat berat untuk menggali lubang di wilayah longsoran Sate Sinta-Cijedil dan Jalan Mangunkerta," katanya.
Terkait masih banyak warga yang belum mendapat bantuan logistik, kata dia, dapat datang langsung ke posko terpadu di Pendopo Cianjur, atau melalui aparat desa, kecamatan dan posko terpusat di sejumlah kecamatan sehingga dapat dilakukan pendistribusian cepat.
"Kita akan langsung kirimkan kalau memang masih ada warga terdampak yang belum mendapat bantuan logistik, kami juga sudah menambah logistik yang banyak dibutuhkan termasuk tenda, terpal dan alas tidur," demikian Arief Purnawan.
Baca juga: DPR RI dukung KPK terkait pelaku korupsi bencana gempa di Cianjur
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BNPB salurkan dana stimulan untuk 8.341 KK penyintas gempa Cianjur
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Bantuan dalam bentuk uang tunai diberikan kepada korban terdampak rumah rusak dan untuk tahap pertama ini sudah disalurkan kepada 8.341 KK terdampak," ujar Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansyah dalam wawancara daring Teropong Bencana diikuti di Jakarta, Rabu.
Jarwansyah mengatakan dana stimulan tersebut dikategorikan berdasarkan kerusakan rumah. Kerusakan rumah ringan sebesar Rp10 juta, rusak sedang Rp25 juta, dan rusak berat Rp50 juta.
"Sekarang akan menyusul untuk tahap kedua sebanyak 16.880 KK terdampak," ujar Jarwansyah.
Adapun estimasi kerusakan rumah akibat gempa mencapai 60.000 KK. Pada hari ini, BNPB sudah mendata sebanyak 51.300 KK.
Jarwansyah mengatakan untuk rumah yang mengalami rusak ringan, rusak sedang, dan rusak berat nanti ada juknis (petunjuk teknis) yang disusun bersama BNPB dan Pemerintah Kabupaten Cianjur, dan pelaksanaannya pada BPBD.
"Khusus untuk kerusakan sedang, dana stimulan akan disalurkan sebagian dulu untuk sementara waktu, dananya masih diblokir walaupun sudah masuk masing-masing di dalam rekening bank penerima," kata dia.
Sedangkan untuk rumah rusak berat, BNPB memberikan alternatif kepada penyintas untuk membangun sendiri rumahnya, dengan catatan harus rumah tahan gempa. Jika berasal dari kalangan kurang mampu, akan dibangunkan rumah dengan tipe 36.
"Sementara ini kita sudah mensosialisasikan, ada beberapa desa yang memang nanti akan diupayakan untuk relokasi, karena dia berada di zona merah zona patahan gempa di Kecamatan Cugenang," kata Jarwansyah.
Lebih lanjut dia mengatakan, sampai saat ini alokasi bantuan stimulan diberikan khusus Kecamatan Cugenang. Kemudian diharapkan relokasi di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku seluas 2,5 hektare untuk 200 unit rumah itu adalah rumah yang relokasi.
Nantinya, lokasi tersebut akan dibangun oleh Kementerian PUPR, dan pembangunan insitu atau di daerah bencana akan dipantau dan dibantu oleh BPBD.
BNPB mengharapkan pemberian bantuan rumah oleh donatur dan maupun Kementerian PUPR dapat mempercayakan satu data, baik kerusakan rumah maupun kerusakan lainnya oleh data BNPB.
"Dengan demikian, dapat menjadi acuan kementerian, lembaga, dan swasta yang akan membantu membangun rumah, agar ada keadilan, keseimbangan juga harus memenuhi syarat rumah tahan gempa," kata Jarwansyah.
Sementara itu Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat hasil verifikasi sementara rumah rusak akibat gempa 5.6 magnitudo pada Senin (21/11) 2022 sebanyak 53.408 dengan rincian rusak berat sebanyak 12.956, sedang sebanyak 15.196 dan ringan sebanyak 25.256 unit.
Asisten Daerah II Cianjur, Arief Purnawan di Cianjur Rabu, mengatakan untuk pendataan rumah yang rusak akibat gempa masih terus berjalan dilakukan tim khusus dari Pemkab Cianjur dan BNPB, sehingga jumlahnya memasuki hari ke-17 usai gempa terus bertambah.
Baca juga: Polres Cianjur gelar patroli rutin dan bantu bersihkan puing bangunan warga
"Untuk bantuan bagi warga rumahnya sudah didata dan terverifikasi akan mendapatkan bantuan mulai Kamis (8/12/2022) yang akan diserahkan secara simbolis langsung oleh Presiden RI," katanya dalam konfrensi Pers di Kantor Bupati Cianjur.
Pendataan akan terus dilakukan di 16 kecamatan yang terdampak di Cianjur, sehingga warga yang belum terdata dimohon bersabar sampai petugas datang melakukan survei. Sedangkan untuk warga yang saat ini mengisi posko pengungsian terpusat dan mandiri jumlahnya bertambah menjadi 114.683.
Sedangkan pencarian korban yang dilaporkan masih hilang sebanyak delapan orang masih dilakukan dan memasuki hari ke-17 belum berhasil ditemukan meski pencarian menggunakan sejumlah alat berat, sehingga jumlah korban meninggal masih 334 orang.
Upaya pencarian hari ke-17 terhadap delapan korban yang masih tertimbun tidak lagi secara masif dengan menurunkan banyak tim SAR gabungan, namun lebih banyak menggunakan alat berat untuk menggali lubang di wilayah longsoran Sate Sinta-Cijedil dan Jalan Mangunkerta," katanya.
Terkait masih banyak warga yang belum mendapat bantuan logistik, kata dia, dapat datang langsung ke posko terpadu di Pendopo Cianjur, atau melalui aparat desa, kecamatan dan posko terpusat di sejumlah kecamatan sehingga dapat dilakukan pendistribusian cepat.
"Kita akan langsung kirimkan kalau memang masih ada warga terdampak yang belum mendapat bantuan logistik, kami juga sudah menambah logistik yang banyak dibutuhkan termasuk tenda, terpal dan alas tidur," demikian Arief Purnawan.
Baca juga: DPR RI dukung KPK terkait pelaku korupsi bencana gempa di Cianjur
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BNPB salurkan dana stimulan untuk 8.341 KK penyintas gempa Cianjur
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022