Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kementerian Sosial menginisiasi Dapur Kreasi, sebagai wadah pemulihan sosial ekonomi bagi penyintas gempa Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

Dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Jumat, Dapur Kreasi, yang dikelola tidak kurang dari 10 ibu-ibu ini, menjajakan aneka minuman ringan, serta aneka gorengan.

"Kami ada sepuluh orang. Awalnya, jual kopi dulu, lama-lama ke minuman sachet, ada jeruk peras juga, jual gorengan, mulai dari bala-bala, pisang goreng, singkong goreng, gehu, tahu pedas,” ujar salah satu penyintas gempa Cianjur, Mia di Posko Pengungsian Lapangan Cariu, Desa Mangunkerta, Kabupaten Cianjur.

Untuk gorengan, lanjut Mia, ia membanderol harga Rp1.000 sampai Rp2.000. Sedangkan, minuman, ia jual seharga Rp2.000 ke atas, tergantung jenis minumannya. Hasil yang didapatkan dari Dapur Kreasi pun tak main-main sejak dimulai pada Selasa (29/11) lalu, hingga hari ketiga, Kamis (1/12), Dapur Kreasi ini sudah meraup pendapatan hingga Rp3 juta lebih.

"Alhamdulillah, hari pertama buka dapat Rp1,6 juta, hari kedua dapat Rp1,5 juta. Kalau sekarang, hari ketiga, masih belum dihitung, tapi sekarang (sore) dagangan sudah hampir habis," kata dia.

Bersama sembilan anggota ibu-ibu lain dalam kelompok yang dikoordinir olehnya, Mia, lantas mengucap syukur lantaran Kemensos, lewat perpanjangan tangan relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) di lokasi pengungsian dimana ia tinggal, mengajak mereka memulai usaha lewat Dapur Kreasi.

Jika sebelumnya, ia merasa cukup jenuh tinggal di pengungsian, kini ia mengaku, hari-harinya tidak terus menerus memikirkan dampak gempa yang terjadi lantaran telah memiliki kesibukan tersendiri. "Senang aja ya, jadi ada kegiatan, ngga cuma diem aja di tenda," kata Mia.

Lebih lanjut, diungkap Mia, berkat keberadaan Dapur Kreasi dan manfaatnya yang dirasakan langsung oleh penyintas dan orang-orang di sekitarnya, banyak ibu-ibu lainnya sesama penyintas terdorong untuk turut serta memulai usaha.

Relawan Tagana Provinsi Jawa Timur, Twi Adi, yang juga menjadi pendamping pelaksanaan Dapur Kreasi menuturkan, setelah terbentuk dan diketahui bahwa kegiatan ini cukup menghasilkan, banyak dari mereka, para penyintas lainnya, mengajukan diri untuk ikut serta dalam kegiatan Dapur Kreasi.
"Untuk sementara, sudah lumayan banyak yang daftar (untuk mengikuti Dapur Kreasi). Bahkan, mereka bervariasi jenis jualannya, ada yang mau jualan martabak, ada yang mau jualan seblak, ada juga yang mau buka jasa pijat,” kata Twi menyaksikan dampak positif dari Dapur Kreasi yang ia dampingi di lokasi pengungsian.

Sementara itu, target pasar Dapur Kreasi, dikatakan Twi, menyasar para relawan atau masyarakat umum, yang kebetulan singgah di lokasi pengungsian.

“Kami arahkan relawan, atau kalau ada masyarakat, yang mungkin sedang singgah untuk menjenguk keluarga mereka di pengungsian, kita arahkan juga mereka ke dapur kreasi untuk membeli produk ibu-ibu ini,” ucapnya.

Sementara itu Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini pada Jumat mengatakan pihaknya akan membuat dapur umum di Jakarta dan Bekasi untuk memudahkan proses distribusi bantuan makanan kepada masyarakat korban gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

“Saya putuskan pada hari ini kita membuat dapur umum di Jakarta dan Bekasi karena saya khawatir kalau semakin banyak pengungsi di sana, kebutuhan misalkan untuk bahan baku, misalkan seperti ayam dan telur itu terbatas,” kata Risma di kantor Kemensos, Jakarta, Jumat.

Dapur umum tersebut berlokasi di Taman Makam Pahlawan Jakarta dan Balai Pangudi Luhur Bekasi. Risma menjelaskan kedua dapur umum akan memproduksi makanan dalam bentuk lauk pauk, sementara nasi akan dimasak di dapur umum di Cianjur.

“Tadi ada diskusi bahwa kalau nasi kita masak juga di sini takutnya tidak enak sampai di sana. Jadi karena itu di sana tetap masak nasi namun lauk pauk akan kita supply sebagian dari Jakarta dan Bekasi dengan alasan bahwa kita khawatir kebutuhan makanan di sana tidak bisa kita penuhi,” kata Risma.

Menurut Risma, pihaknya juga membuka dapur umum sebanyak 16 titik di lokasi bencana yang hingga saat ini masih terus didirikan dengan produksi makanan saji total sebanyak 27.890 porsi untuk sekali makan.

Keenam belas dapur umum berlokasi di Sukamanah, Pendopo, RSUD Cimacan, Desa Gasol, Sukamaju, Karangtengah, Cimacan, Rancagoong, Cikancana, Warungkondong, Desa Cinta Asih Gekbrong, Cugenang, RS Sayang Cianjur, Kantor Dinas Cianjur, Sarampad Cugenang, dan Sukatani Pecet.

Risma mengatakan Kemensos telah mengerahkan sekitar 442 personil Taruna Siaga Bencana (Tagana) dari seluruh Jawa dan Lampung. Selain itu staf dari Kemensos juga turut membantu aktivitas di dapur umum, bukan hanya mereka yang berada di pusat tetapi juga staf dari 13 balai sentra.

“Kurang lebih sampai dengan hari ini, kurang lebih kita mengeluarkan Rp20 miliar sekian,” imbuh Risma.

 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022