Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun kembali  dua  sekolah dasar (SD) di Cianjur, Jawa Barat  menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) yang didesain tahan terhadap gempa.

Berdasarkan informasi dari tim aplikator RISHA di bawah pembinaan Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR bangunan sekolah yang menggunakan teknologi RISHA ternyata tetap aman saat gempa magnitudo 5,6 pada  21 November 2022. 

" Kami punya pengalaman membangun sekolah dengan Teknologi RISHA yang kondisinya tetap aman pasca gempa 21 November 2022 dengan skala 5,6 M di Kabupaten Cianjur," kata Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Endra mengatakan lokasi sekolah di Kecamatan Cilaku sebelah Kecamatan Cugenang yang menjadi episentrum gempa. Terdapat dua Sekolah SD yang dibangun  menggunakan Teknologi RISHA, yakni SD Kidang Kencana dan SD Cibantala 1.

"Kondisi struktur dan keseluruhan bangunan aman dari kerusakan akibat gempa. Sekolah lain yang dibangun secara konvensional terindikasi retak cukup parah," katanya.

Menurut Endra, sekolah ini dibangun pada tahun 2020 oleh Kementerian PUPR dengan teknologi RISHA atas pertimbangan lokasinya yang berada pada zona gempa moderat ke atas.

Beberapa sekolah lainnya yang dibangun oleh Kementerian PUPR seperti di Banten, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Nias, dan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang rentan bencana juga sudah menerapkan teknologi RISHA.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono berencana untuk membangun rumah baru tahan gempa bagi korban yang rumahnya mengalami kerusakan berat, runtuh, atau terpaksa direlokasi, akibat gempa bumi di Cianjur.

Pembangunan rumah baru diperuntukkan bagi korban gempa yang rumahnya mengalami kerusakan berat, runtuh, atau terpaksa direlokasi.
Sedangkan bagi korban gempa yang rumahnya mengalami kerusakan ringan dan sedang akan mendapatkan kompensasi Rp50 juta, yang merupakan stimulan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Sebelumnya dilaporkan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur mencatat setidaknya terdapat 1.417 ruang di lingkup pendidikan rusak akibat gempa yang melanda wilayah tersebut pada Senin (21/11).

Per 23 November 2022, jumlah kerusakan ruangan tersebut terdiri dari 667 ruang di SMP, 579 ruang di SD, 122 ruang di PAUD, 40 ruang di PKBM/LKP, dan 9 ruang kantor dinas.

Kepala Disdikpora Kabupaten Cianjur Akib Ibrahim saat dijumpai ANTARA di Cianjur, Rabu, menegaskan saat ini pihaknya fokus pada tindakan tanggap darurat terlebih dahulu.

“Untuk tahap sekarang ini kita melaksanakan tanggap darurat dulu menyelamatkan pembelajaran dan menata kembali lembaga yang ada,” katanya.

Pada saat penataan, Akib mengatakan pihaknya juga akan mengevaluasi terhadap bangunan-bangunan terdampak, apakah masuk dalam kategori rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan.

“Karena memang kemarin baru prakiraan belum dianalisis betul ini rusak berat, rusak sedang, rusak ringan. Itu yang memang akan kita lakukan dulu supaya kita tahu tata kelolanya,” kata dia.

Menurut Akib, pendataan dan analisis tingkat kerusakan bangunan tengah disiapkan sehingga pihaknya dapat mengajukan bantuan pembangunan kembali bangunan yang rusak kepada pemangku kepentingan.

“Semuanya juga ingin bahwa bangunan segera pulih kembali, semuanya juga ingin seperti itu. Namun demikian, sekarang ini banyak sekolah yang memang rata dengan tanah. Ini persoalan yang memang menjadi sangat penting karena itu harus dibangun dari nol,” kata dia.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kementerian PUPR bangun kembali SD dengan teknologi RISHA di Cianjur

Pewarta: Aji Cakti

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022