Alumni Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1996 menggelar kegiatan "Bakti Polri untuk Negeri" guna menyalurkan bantuan kepada korban gempa bumi Cianjur, Jawa Barat.
Penyaluran bantuan tersebut dimulai secara simbolis dengan melepas truk pengangkut bantuan di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat.
Kepala Pelayanan Mabes Polri (Kayanma Polri) Kombes Pol. Yudhi Sulistianto mengatakan salah satu bantuan yang disalurkan itu ialah tenda bagi para korban yang rumahnya rusak akibat gempa.
"Kami memberikan kepada saudara-saudara kita beberapa item yaitu salah satunya tenda keluarga," kata Yudhi saat memberikan sambutan sesaat sebelum bus berisi bantuan diberangkatkan.
Selain tenda, Yudhi mengatakan alumni Akpol 1996 juga menyalurkan bantuan berupa kasur dan selimut sekitar 2.000 buah, popok sekali pakai, hingga obat-obatan maupun vitamin.
"Ada jaket karena situasi di sana dingin, kurang lebih ada 1.000 jaket," tambahnya.
Selain itu, bantuan yang disalurkan berupa mie instan, handuk, hingga pakaian sekitar 2.500 buah bagi para korban terdampak gempa. Yudhi menjelaskan penyaluran bantuan senilai lebih dari Rp1 miliar tersebut merupakan tahap awal. Selanjutnya, alumni Akpol 1996 juga akan menyalurkan bantuan lainnya bagi korban gempa Cianjur.
"Mudah-mudahan kepedulian alumni Akpol 1996 untuk negeri kepada korban bencana bisa bermanfaat," ujar Yudhi.
Hingga kini, tercatat 272 orang meninggal dunia akibat gempa berkekuatan 5,6 magnitudo di Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11). Dari 272 korban itu, sebanyak 165 jenazah sudah teridentifikasi dan 107 jenazah belum diketahui identitasnya.
Sementara itu Menteri Sosial Tri Rismaharini mengupayakan pemulihan trauma dengan layanan dukungan sosial (LDP) untuk penyintas gempa Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Mensos Risma di Cijendil, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Kamis mengatakan pemulihan trauma warga terdampak gempa juga dapat dilakukan sembari memberikan kegiatan untuk membangun usaha agar penyintas memiliki kesibukan.
Pelatihan usaha yang ditawarkan Kementerian Sosial diantaranya pembuatan bata interlock, jajanan hingga kerajinan tangan.
"Nanti kita ajarkan membuat bata supaya ada kesibukan, karena pasti ini lama, rumah mereka banyak yang roboh. Jadi untuk mengisi kesibukan nanti kita nanti ajarkan, selain untuk trauma healing juga bisa bantu untuk usaha," ujar Mensos Risma.
Menurutnya, bisnis bata interlock tersebut sangat cocok dengan kondisi geografis Indonesia, serta dapat menjadi bisnis yang menjanjikan.
Bata yang dimaksud adalah bata interlock yang dapat menjadi serbuk ketika terjatuh. "Nanti ada khusus campurannya, kalau jatuh, dia kayak serbuk gitu. Nanti kita siapkan, kita ajarkan. Tadi saya sudah pesan untuk alat cetaknya dan sebagainya," ujar dia.
Program semacam itu juga sudah diterapkan dalam layanan dukungan psikososial kepada penyintas awan panas guguran Gunung Semeru pada tahun 2021.
Oleh karena Kabupaten Cianjur kawasan yang luas, Mensos Risma tidak hanya mengandalkan sumber daya dari Kementerian Sosial saja, tetapi juga pihak lainnya yang turut membantu. "Yang penting mereka punya kesibukan, supaya traumanya bisa segera hilang," ujar dia.
Layanan Dukungan Psikososial Kementerian Sosial di Cianjur pada Kamis dilakukan di delapan titik diantaranya Kampung Cisarua, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang; Kampung Munjul I, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang; Kampung Longkewang I, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Alumni Akpol 1996 salurkan bantuan bagi korban gempa Cianjur
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
Penyaluran bantuan tersebut dimulai secara simbolis dengan melepas truk pengangkut bantuan di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat.
Kepala Pelayanan Mabes Polri (Kayanma Polri) Kombes Pol. Yudhi Sulistianto mengatakan salah satu bantuan yang disalurkan itu ialah tenda bagi para korban yang rumahnya rusak akibat gempa.
"Kami memberikan kepada saudara-saudara kita beberapa item yaitu salah satunya tenda keluarga," kata Yudhi saat memberikan sambutan sesaat sebelum bus berisi bantuan diberangkatkan.
Selain tenda, Yudhi mengatakan alumni Akpol 1996 juga menyalurkan bantuan berupa kasur dan selimut sekitar 2.000 buah, popok sekali pakai, hingga obat-obatan maupun vitamin.
"Ada jaket karena situasi di sana dingin, kurang lebih ada 1.000 jaket," tambahnya.
Selain itu, bantuan yang disalurkan berupa mie instan, handuk, hingga pakaian sekitar 2.500 buah bagi para korban terdampak gempa. Yudhi menjelaskan penyaluran bantuan senilai lebih dari Rp1 miliar tersebut merupakan tahap awal. Selanjutnya, alumni Akpol 1996 juga akan menyalurkan bantuan lainnya bagi korban gempa Cianjur.
"Mudah-mudahan kepedulian alumni Akpol 1996 untuk negeri kepada korban bencana bisa bermanfaat," ujar Yudhi.
Hingga kini, tercatat 272 orang meninggal dunia akibat gempa berkekuatan 5,6 magnitudo di Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11). Dari 272 korban itu, sebanyak 165 jenazah sudah teridentifikasi dan 107 jenazah belum diketahui identitasnya.
Sementara itu Menteri Sosial Tri Rismaharini mengupayakan pemulihan trauma dengan layanan dukungan sosial (LDP) untuk penyintas gempa Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Mensos Risma di Cijendil, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Kamis mengatakan pemulihan trauma warga terdampak gempa juga dapat dilakukan sembari memberikan kegiatan untuk membangun usaha agar penyintas memiliki kesibukan.
Pelatihan usaha yang ditawarkan Kementerian Sosial diantaranya pembuatan bata interlock, jajanan hingga kerajinan tangan.
"Nanti kita ajarkan membuat bata supaya ada kesibukan, karena pasti ini lama, rumah mereka banyak yang roboh. Jadi untuk mengisi kesibukan nanti kita nanti ajarkan, selain untuk trauma healing juga bisa bantu untuk usaha," ujar Mensos Risma.
Menurutnya, bisnis bata interlock tersebut sangat cocok dengan kondisi geografis Indonesia, serta dapat menjadi bisnis yang menjanjikan.
Bata yang dimaksud adalah bata interlock yang dapat menjadi serbuk ketika terjatuh. "Nanti ada khusus campurannya, kalau jatuh, dia kayak serbuk gitu. Nanti kita siapkan, kita ajarkan. Tadi saya sudah pesan untuk alat cetaknya dan sebagainya," ujar dia.
Program semacam itu juga sudah diterapkan dalam layanan dukungan psikososial kepada penyintas awan panas guguran Gunung Semeru pada tahun 2021.
Oleh karena Kabupaten Cianjur kawasan yang luas, Mensos Risma tidak hanya mengandalkan sumber daya dari Kementerian Sosial saja, tetapi juga pihak lainnya yang turut membantu. "Yang penting mereka punya kesibukan, supaya traumanya bisa segera hilang," ujar dia.
Layanan Dukungan Psikososial Kementerian Sosial di Cianjur pada Kamis dilakukan di delapan titik diantaranya Kampung Cisarua, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang; Kampung Munjul I, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang; Kampung Longkewang I, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Alumni Akpol 1996 salurkan bantuan bagi korban gempa Cianjur
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022