Penyintas gempa Cianjur di lokasi pengungsian sekitar Kampung Babakan Imbangan, Desa Cibulakan Kecamatan Cugenang, sampai saat ini masih harus bertahan di tengah kondisi gelap gulita pada malam karena terbatasnya pasokan listrik.
"Saya masih alami tanpa penerangan berarti. Punya anak kecil, cuma ada baterai lampu terangnya segini, saya mohon bantuannya," ujar seorang pengungsi bernama Ayung kepada ANTARA di lokasi pengungsian, Rabu.
Ayung mengatakan turunnya hujan membuat lingkungannya menjadi banyak lalat dan nyamuk.
Dia mengatakan bantuan makanan sudah terpenuhi. Hanya saja kebutuhan pasokan listrik dan penerangan untuk jalanan masih susah, terlebih untuk berjalan mencari makan malam untuk keluarga.
"Ada 25-30 orang yang mengungsi, ada yang keluar cari makan," ujar dia.
Alasan Ayung beserta keluarga lainnya masih bertahan mengungsi dengan tenda mandiri, karena sudah merasa nyaman.
Dirinya berharap penerangan segera masuk untuk kampungnya, serta berbagai jenis bantuan lainnya.
Pengungsi di sekitar Kampung Babakan Imbangan juga diantaranya adalah balita dan anak-anak kecil.
Masyarakat sekitar juga memanfaatkan lampu petromaks untuk penerangan.
Sebelumnya Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan mulai hari Kamis (24/11), tidak boleh ada pengungsi yang belum mendapatkan pasokan bantuan logistik di tenda-tenda posko pengungsian, atau tenda mandiri.
Ia tidak menampik saat ini banyak masyarakat yang mengeluh belum memperoleh bantuan di tenda pengungsian.
Ia menjelaskan masyarakat bisa menyampaikan kepada aparatur pemerintahan setempat apabila belum mendapatkan bantuan.
"Sampaikan saja ke aparat desa terdekat, nanti dari desa, langsung ke kecamatan, baru kepada kami. Insya Allah saya yakini bantuan itu akan sampai kepada tempatnya," kata Herman di Pendopo Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu.
Menurut dia bantuan-bantuan dari berbagai daerah terus mengalir ke Kabupaten Cianjur.
Bantuan itu, kata dia, disimpan di Gedung Bale Rancage dan Gedung BPBD Kabupaten Cianjur.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Penyintas gempa Cianjur bertahan dalam gelap gulita
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022
"Saya masih alami tanpa penerangan berarti. Punya anak kecil, cuma ada baterai lampu terangnya segini, saya mohon bantuannya," ujar seorang pengungsi bernama Ayung kepada ANTARA di lokasi pengungsian, Rabu.
Ayung mengatakan turunnya hujan membuat lingkungannya menjadi banyak lalat dan nyamuk.
Dia mengatakan bantuan makanan sudah terpenuhi. Hanya saja kebutuhan pasokan listrik dan penerangan untuk jalanan masih susah, terlebih untuk berjalan mencari makan malam untuk keluarga.
"Ada 25-30 orang yang mengungsi, ada yang keluar cari makan," ujar dia.
Alasan Ayung beserta keluarga lainnya masih bertahan mengungsi dengan tenda mandiri, karena sudah merasa nyaman.
Dirinya berharap penerangan segera masuk untuk kampungnya, serta berbagai jenis bantuan lainnya.
Pengungsi di sekitar Kampung Babakan Imbangan juga diantaranya adalah balita dan anak-anak kecil.
Masyarakat sekitar juga memanfaatkan lampu petromaks untuk penerangan.
Sebelumnya Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan mulai hari Kamis (24/11), tidak boleh ada pengungsi yang belum mendapatkan pasokan bantuan logistik di tenda-tenda posko pengungsian, atau tenda mandiri.
Ia tidak menampik saat ini banyak masyarakat yang mengeluh belum memperoleh bantuan di tenda pengungsian.
Ia menjelaskan masyarakat bisa menyampaikan kepada aparatur pemerintahan setempat apabila belum mendapatkan bantuan.
"Sampaikan saja ke aparat desa terdekat, nanti dari desa, langsung ke kecamatan, baru kepada kami. Insya Allah saya yakini bantuan itu akan sampai kepada tempatnya," kata Herman di Pendopo Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu.
Menurut dia bantuan-bantuan dari berbagai daerah terus mengalir ke Kabupaten Cianjur.
Bantuan itu, kata dia, disimpan di Gedung Bale Rancage dan Gedung BPBD Kabupaten Cianjur.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Penyintas gempa Cianjur bertahan dalam gelap gulita
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2022